MAKASSAR – Tingginya kasus penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tubercolusis menyebabkan kerugian besar bagi masyarakat. Baik dari aspek kesehatan, maupun dari aspek ekonomi sosial. Untuk itu perlu dilakukan program penanggulangan penyakit tersebut secara menyeluruh.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Makassar dalam menanggulangi penyakit tersebut melaksanakan gerakan ketuk pintu bagi masyarakat. Program ketuk pintu ini bekerja sama dengan lintas sektoral, baik pemerintah kecamatan maupun pemerintah tingkat kelurahan.
Sosialisasi yang dilaksanakan Dinkes Kota Makassar bertujuan meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap penderita tuberculosis (TB) agar tidak terjadi kasus putus pengobatan. Selain itu, agar mendapat pelayanan pengobatan teratur sampai sembuh.
Baca Juga :
Hal tersebut dikemukakan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Makassar, Rosvyna Abu Bakar saat membawakan laporan Sosialisasi TB MDR lintas sektoral se-Kota Makassar yang diselenggarakan di Hotel D’ Maleo, Rabu (8/3/2017)
Sekretaris Kota (Sekkot) Makassar, Ibrahim Saleh mengemukakan bahwa Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mencatat ditahun 2011 ada sekitar 500.000 kasus penyakit TBC yang kebal terhadap obat INH dan Rifaphisin. Penderita TBC ini, dengan jumlah angka kematian akibat bakteri tersebut setiap tahunnya sekitar 150.000 orang.
“Dengan penanganan pasien TB, melalui program Matic Managemen Of Drug Resisten oleh WHO, khususnya di Kota Makassar, diharapkan mampu untuk menurunkan angka penularan pada penderita TB di masyarakat,”tuturnya.
Menurut Ibe, sapaan akrab Sekkot Makassar, Ibrahim Saleh, dengan melibatkan berbagai stakeholder baik itu pemerintah, swasta maupun LSM, serta melibatkan semua layanan kesehatan memungkinkan untuk menemukan dan melakukan penangan dini terhadap penyakit tuberculosis térsebut.
“Kepedulian semua unsur terutama yang melibatkan Lurah dan Camat dapat membantu kelangsungan pengobatan pasien TB terutama pengobatan 18 sampai 24 bulan,” terangnya.
Kegiatan sosialisasi ini diselenggarakan melibatkan 50 orang peserta. Para peserta berasal dari 5 kecamatan dalam wilayah Kota Makassar, yaitu Kecamatan Tamalanrea, Wajo, Makassar, Rappocini dan Tamalate. (*)
Komentar