SUBANG – Kecelakaan Lalulintas yang merenggut belasan orang kembali terjadi pada hari Sabtu (10/2/2018), sekira pukul 17.00 Wib, di Turunan Cicenang Kampung Cicenang Desa Ciater Kecamatan Ciater Kabupaten Subang.
Dimana rombongan Bus Parawisata (Premium Class) Nopol F 7959 AA yg datang dri arah Bandung usai berwisata Gunung Parahu yang terdiri dari rombongan Koperasi Simpan Pinjam Permata Ciputat Tangerang Selatan, sesampainya di turunan Cicenang kendraan Bus tersebut terbalik dan menabrak sepeda motor Honda Beat Nopol T 4382 MH.
Akibat kejadian tersebut Korban meninggal sebanyak 13 orang perempuan. Korban sebagian msih tergencit badan bus. Kasus Lakalantas di lokasi tersebut bukan pertama kali terjadi,
Baca Juga :
Sebelumnya sembilan korban jiwa dan puluhan korban lainnya mengalami luka-luka. Kemudian pada musim libur lebaran tahun lalu, tepatnya Sabtu (2/8/2014) kecelakaan menimpa bus pariwisata yang membawa rombongan wisata warga Cilegon Banten.
Laju bus hilang kendali, menabrak pengendara sepeda motor dan baru terhenti setelah masuk sungai kecil dan menghantam dinding sungai.
Kejadian itu menyebabkan seorang pengedara sepeda motor tewas, dan semua penumpang bus mengalami luka berat dan ringan.
Lalu pada bulan November 2004, kecelakaan merenggut tiga orang tewas dan belasan luka-luka. Bus pariwisata yang ditumpangi keluarga asal Jakarta, saat pulang dari arah Bandung hilang kendali, sehingga tergelincir dan terbalik.
September 2009, kecelakaan menimpa warga Buaran, Serpong, Tangerang Selatan. Bus yang ditumpangi 41 orang pulang dari Tangkuban Perahu mengalami rem blong, sempat menabrak mobil lain dan terguling beberapa kali. Akibatnya tujuh orang tewas dan belasan lainnya luka-luka.
Setelah itu, Oktober 2011, kecelakaan menimpa minibus pariwisata ditumpangi wisatawan asal Belgia. Saart bus meluncur dari arah Tangkuban Perahu, tiba-tiba oleng dan menabrak tebing, tiga penumpangnya tewas dan sembilan orang mengalami luka berat.
Oktober 2012, bus membawa sekitar 20 wisatawan asal Taiwan menabrak sepeda motor, hilang kendali, dan tergulng setelah menabrak tebing. Ketika itu tiga orang warga negara asing dan seorang pemandu wisata meninggal, puluhan korban lainnya luka-luka.
Deretan peristiwa kecelakaan di Tanjakan Emen terus berulang, malahan hampir setiap tahun di saat musim liburan ada kejadian. Itu membuktikan tanjakan masih “angker”, rawan terjadi kecelakaan. (*)
Komentar