JAKARTA – Indonesia dan Jepang yang diinisiasi oleh Bakamla bersama Japan Coast Guard untuk pertama kalinya menggelar latihan bersama (latma). Sebelumnya memang telah beberapa kali dilakukan latihan bersama antara Bakamla dengan JCG, namun sifatnya multilateral karena juga melibatkan banyak negara lainnya.
“Ini bukan latihan militer, namun latihan operasi bersama keamanan dan keselamatan maritim,” ucap Direktur Latihan Bakamla, Laksma TNI Eko Jokowiyono, S.E, M.Si pada saat live bersama stasiun Televisi Republik Indonesia menjelang keberangkatan kapal-kapal untuk melaksanakan latihan bersama di Perairan Jakarta Utara, Rabu (11/7/2018).
Dikatakan Eko Jokowiyono, yang perlu digarisbawahi, kita menjaga keamanan dan keselamatan laut di perairan Indonesia ini bersama beberapa instansi lainnya, secara bersinergi. Oleh karena itu dalam latihan bersama ini juga melibatkan unsur-unsur dari Polair, KKP, KPLP dan Basarnas.
Baca Juga :
Dalam latihan bersama ini setiap unsur memiliki perannya masing-masing. Skenario dibuat dalam upaya menjaga keamanan dan keselamatan laut. Unsur-unsur maritim Indonesia bersama kapal patroli JCG di laut berlatih bersama dalam beberapa jenis formasi latihan.
Adapun formasi latihan yaitu Formasi Komunikasi yang dipimpin oleh JCG Tsugaru PLH-02 mulai dari Flash, Whistle dan Flag. Dilanjutkan dengan pengambilan kendali pimpinan seluruh kapal oleh Bakamla KN Tanjung Datu 1101 dalam Formasi Pencarian Suspect Ship Search Training terhadap kapal yang diduga menyelundupkan narkoba melalui Perairan Natuna Utara menuju Laut Jawa.
Dalam pencarian ini, informasi posisi kapal suspect diperoleh dari Pusat Informasi Maritim yang berada di Mako Bakamla. Ketika posisi kapal terduga pembawa narkoba sudah diketahui, aksi lanjut dilakukan oleh KPLP KN Alugara selaku OCS yang memimpin pembentukan Formasi Pengejaran dan Penangkapan kapal suspect Pursuit and Capture Training.
Terhadap kapal suspect yaitu KN Basudewa yang telah ditangkap, dilakukan pemeriksaan oleh Polair KP Jalak dan KKP KP Hiu Macan Tutul yang menempati posisi di sebelah kanan dan kiri kapal suspect sehingga kapal berhasil diamankan. Tidak hanya operasi keamanan laut, seluruh unsur yang terlibat juga melakukan formasi penyelamatan.
Dalam hal ini Basarnas KN Basudewa memimpin pelaksanaan pencarian dan penyelamatan korban jatuh di laut dengan memerintahkan KP Jalak dan KP Hiu Macan Tutul untuk melaksanakan evakuasi terhadap korban. Bahkan heli Basarnas pun dikerahkan untuk mendukung aksi penyelamatan ini. (*/B)
Komentar