Logo Lintasterkini

Bakamla Dikritik DPR: Revisi UU dan Pembenahan Personel Diusulkan untuk Wujudkan Coast Guard Indonesia

Herwin Bahar
Herwin Bahar

Selasa, 12 November 2024 07:36

Anggota Komisi I DPR RI, Irjen Pol (Purn) Frederik Kalalembang
Anggota Komisi I DPR RI, Irjen Pol (Purn) Frederik Kalalembang

JAKARTA – Komisi I DPR menyoroti posisi dan kewenangan Badan Keamanan Laut (Bakamla) yang dianggap masih terbatas.

Dalam rapat kerja dengan Kepala Bakamla, Anggota Komisi I DPR Frederik Kalalembang menyampaikan bahwa Bakamla belum optimal sebagai penegak hukum laut, hanya berperan dalam menjaga keamanan dan keselamatan sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 178 Tahun 2014.

Frederik menilai, revisi undang-undang dan perbaikan struktur personel harus segera dilakukan untuk memperkuat peran Bakamla sebagai coast.

Saat rapat kerja dengan Kepala Bakamla, anggota Komisi I DPR, Frederik Kalalembang, menyatakan keprihatinannya bahwa Bakamla hingga kini masih terbentur regulasi kewenangan yang terbatas, yang hanya mengacu pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 178 Tahun 2014. Dalam peraturan tersebut, tugas Bakamla masih sebatas menjaga keamanan dan keselamatan tanpa kewenangan penuh dalam penegakan hukum di perairan Indonesia.

“Kalau kita lihat dari segi koordinasi peralatan dan jumlah personel, Bakamla sudah cukup memadai. Namun, kewenangannya masih terbatas hanya pada aspek keamanan dan keselamatan, belum mencakup penegakan hukum,” ungkap Frederik Kalalembang di Ruang Rapat Komisi I DPR RI, Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Senin, 11 November 2024.

Ia pun mengusulkan agar revisi undang-undang terkait keamanan laut segera dipercepat. Frederik juga menekankan pentingnya pembenahan struktur personel Bakamla agar lebih mencerminkan peran sebagai coast guard nasional, bukan sekadar institusi yang didominasi personel Angkatan Laut. Saat ini, personel Bakamla terdiri dari Angkatan Laut untuk posisi mayoritas, sementara Deputi II diisi kepolisian dan Deputi III berasal dari kejaksaan.

Saat ini, sambungnya, personel Bakamla terdiri dari Angkatan Laut untuk posisi mayoritas, sementara Deputi II diisi kepolisian dan Deputi III berasal dari kejaksaan.

“Jika Bakamla benar-benar ingin menjadi coast guard Indonesia, yang tugasnya selain sebagai Penjaga dan pengamanan juga sebagai penegakan Hukum sebaiknya komposisi personel ditata ulang yang awalnya Deputi 1 dari Angkatan Laut, Deputi 2 dari Kepolisian dan Deputi 3 dari Kejaksaan Karena memang cita2 awalnya sesuai dengan Kepres 178/2014 dimana terdiri dari berbagai instansi penegakan Hukum termasuk KKP, Bea Cukai dan beberapa Lembaga lainnya, “ tegas Frederik, yang juga pernah menjabat sebagai Deputi Kebijakan dan Strategi Bakamla RI.

Frederik menilai bahwa upaya ini akan menjadi kunci bagi Bakamla dalam memperkuat peran penjagaan laut dan pantai Indonesia, terutama dalam hal kualitas sumber daya manusia, bukan sekadar kuantitasnya.

“Saya kira kita semua yang ada di ruangan ini sepakat bahwa Bakamla layak menjadi coast guard Indonesia,” pungkasnya. (*)

 

 Komentar

 Terbaru

Nasional13 November 2025 00:33
Mafia BBM Rugikan Negara Trilyunan, Anggota Komisi III DPR RI Frederik Kalalembang : Kita Akan Panggil Kapolri dan Pertamina
JAKARTA — Praktik penyimpangan distribusi bahan bakar minyak (BBM) melalui jalur laut, yang dikenal dengan istilah “kencing di laut”, kembali me...
News12 November 2025 21:55
Belajar dari Makassar, BI Malang Puji Digitalisasi Perumda Pasar: Pasar Tradisional Tak Akan Mati
MAKASSAR  – Langkah digitalisasi yang dilakukan Perumda Pasar Makassar Raya menarik perhatian berbagai daerah di Indonesia. Kali ini, giliran K...
Ekonomi & Bisnis12 November 2025 20:54
Kominfo Makassar Gelar Bimtek Penyusunan Arsitektur dan Peta Rencana Pemerintah Digital
MAKASSAR – Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kota Makassar menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Penyusunan Arsitektur dan Peta Rencana P...
Ekonomi & Bisnis12 November 2025 20:11
Kuasa Hukum PT Hadji Kalla Sebut Bos Lippo Cuci Tangan Terkait Eksekusi Abal-Abal di Lahan Tanjung Bunga Makassar
MAKASSAR – Polemik eksekusi lahan di kawasan Tanjung Bunga kembali memanas. Menyusul aksi eksekusi yang disebut “abal-abal” di atas lahan mi...