JAKARTA — Tingkat kesembuhan pasien COVID-19 di Indonesia terus menunjukkan tren membaik. Hal ini pun memberikan optimisme tinggi bagi masyarakat dalam melewati masa pandemi COVID-19.
Dilansir dari berbagai survei seperti, IPSOS hingga Nielsen, masyarakat Indonesia diketahui paling optimis dalam menghadapi pandemi COVID-19 di Asia Tenggara. Hal ini tak lepas dari tingginya angka kesembuhan COVID-19 di dalam negeri.
“Recovery rate (rasio kesembuhan) dari seluruh total kasus COVID-19 mencapai 82.84%. Angka sembuh dan selesai isolasi COVID-19 meningkat dibandingkan sebelumnya, yaitu 80.51%,“ ujar dr. Reisa Broto Asmoro, Juru Bicara Satgas COVID-19, Jumat (13/11/2020) dalam acara Dialog Juru Bicara Pemerintah dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) dengan tema “Antara Pengobatan dan Pencegahan: Pilih Mana?”.
Baca Juga :
Keseriusan pemerintah dalam menangani pasien COVID-19 juga terlihat dari suplai obat penanganan COVID-19 yang terus terdistribusikan. Dengan tujuan meningkatkan rasio kesembuhan.
Ia mengungkapkan, mulai 4 November, obat penanganan COVID-19 ini sudah didistribusikan ke 34 Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi dan 779 rumah sakit di seluruh Indonesia. Pemerintah juga terus melakukan pemenuhan suplai obat penanganan COVID-19 hingga bulan Desember 2020 mendatang.
“Jumlah tenaga medis pun mencapai 300 ribu orang yang bekerja di rumah sakit rujukan COVID-19 di seluruh Indonesia,“ sebut dr. Reisa.
dr Reisa mengatakan, bahwa masyarakat sebaiknya tidak takut untuk memeriksakan diri demi mendapatkan perawatan dan pengobatan yang optimal. Karena obat-obatan yang tersedia di fasilitas kesehatan, sudah sangat lengkap dan membantu.
Upaya penanganan COVID-19 ini juga diikuti dengan rencana pemerintah untuk mengadakan vaksin COVID-19. Rencana ini juga memberikan optimisme bagi masyarakat. Masyarakat harus menyadari bahwa virus COVID-19 ini nyata adanya.
Dengan menjalankan protokol kesehatan 3M dengan disiplin akan efektif mencegah penularan virus COVID-19.
“Wajib mencegah dan melindungi diri dari penyakit. Karena yang namanya mencegah jauh lebih mudah, lebih murah, lebih berfaedah daripada mengobati,“ tutup dr Reisa Broto Asmoro. (*)
Komentar