JAKARTA — Dalam upaya pengendalian pandemi COVID-19, pemerintah melakukan berbagai cara. Salah satunya dengan menghimbau masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak) dan melakukan 3T (Testing, Tracing, dan Treatment).
Intervensi kesehatan untuk mempercepat pengendalian juga diupayakan melalui vaksinasi demi mencapai kekebalan kelompok dengan target sasaran 181,5 juta penduduk.
dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, Juru Bicara Pemerintah untuk Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), menyampaikan, pemerintah telah memvaksinasi tenaga kesehatan sampai 1 juta lebih.
“Untuk menekan pandemi COVID-19, pemerintah tidak hanya menghimbau melalui penegakan disiplin 3M namun juga memperkuat 3T,” terang dr. Siti Nadia Tarmizi, Kamis (11/2/2021).
Baca Juga :
Lebih lanjut, dr. Siti Nadia menjelaskan, saat ini Indonesia sudah mempunyai 630 laboratorium pemeriksa tes PCR, tapi ini tidak merata di seluruh Indonesia, sehingga harus meningkatkan tes. Kata dia, WHO sendiri sudah merekomendasikan screening menggunakan tes rapid Antigen untuk mendiagnosa COVID-19.
“Sebenarnya 3M dan 3T ini saling berhubungan dan berkesinambungan. Maka 3M dan 3T serta vaksinasi ini harus dilakukan bersama.” kata dr. Siti Nadia Tarmizi.
Sementara itu, dr. Syahrizal Syarif, MPH, Ph.D, Ahli Epidemiologi FKM UI menjelaskan, tes rapid Antigen memang disetujui WHO sebagai alat diagnosis dalam keadaan tertentu. Sensitivitas tes rapid antigen juga di atas 80% dan spesifitas di atas 97%.
“Saya memandang ini suatu terobosan Kemenkes. Tujuan penggunaan tes rapid Antigen ini membantu secara cepat mendeteksi penularan dan dengan begitu pemerintah bisa dengan cepat menelusuri kontak-kontak pasien,” jelasnya.
dr. Syahrizal juga menyampaikan,, strategi melakukan tes dengan lebih cepat itu sangat bagus. Alasannya, karena kalau tidak menemukan kasus secepat mungkin maka wabah tidak cepat bisa dikendalikan.
“Kuncinya bukan sekadar puskesmas memiliki tes rapid Antigen tapi bagaimana puskesmas juga mampu menelusuri kontak dengan baik,” dr. Syahrizal berpesan.
Dalam situasi seperti ini, kata dr. Syahrizal lagi, masyarakat tetap harus mengikuti protokol 3M. Terutama untuk kerumunan penting sekali dihindari.
Pemerintah juga tentunya memperkuat 3T. Selain itu juga, harus mengikuti langkah-langkah pemerintah terutama pada saatnya nanti, masyarakat harus siap divaksinasi. (*)
Komentar