PiNRANG — Aksi Kekerasan yang terjadi di lingkungan SMA Negeri 9 Kecamatan Cempa Kabupaten Pinrang yang videonya kemudian beredar dan viral di Media Sosial (Medsos) ternyata bermotifkan asmara.
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, dalam video berdurasi 20 derik tersebut, seorang lelaki yang ternyata juga pelajar di sekolah tersebut melakukan tamparan keras ke wajah seorang pelajar perempuan berseragam yang ada di depannya.
Tidak Terima dengan tamparan tersebut, pelajar perempuan yang ada dalam video tersebut (Korban) kemudian melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian Polres Pinrang.
Baca Juga :
Dalam laporannya, diketahui jika korban berinisial VP (15), warga Kampung Sengae Selatan Desa Mattiro Ade Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang. VP saat ini duduk di bangku kelas 10 SMa Negeri 9 Pinrang
Adapun pelaku diketahui berinisial SA (16), warga Kampung Leppangang Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang.
Kasat Reskrim Polres Pinrang, AKP Muhalis Hairuddin mengatakan, korban sudah berupaya menghindar saat pelaku yang terlihat sedang marah memanggilnya. Namun upaya itu gagal karena pelaku langsung menghadang korban saat hendak meninggalkan ruangan.
“Kejadiannya sekitar pukul 11.00 WITA di Kompleks SMA Negeri 9 Cempa. Korban merasakan sakit pada pelipis dan kepala akibat pemukulan tersebut,” kata AKP Muhalis dalam keterangannya kepada awak media, Jum’at malam (13/5/2022).
Terpisah, Kejadian ini juga dibenarkan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Sekolah SMA Negeri 9 Pinrang, Andi Thamrin. “Iya betul, mereka berdua pelajar kelas satu di SMA Negeri 9 Pinrang,” kata Andi Thamrin.
Thamrin mengungkapkan, dari keterangan yang diperolehnya, diketahui jika kedua pelajar ini ada hubungan asmara atau berpacaran.
“Setelah kami ambil keterangan dari kedua pihak, ternyata aksi (pemukulan) terebut dipicu karena kesalahpahaman dari pelajar laki-laki yang merasa tidak atau kurang dipedulikan oleh pelajar perempuan ini,” sebutnya.
Thamrin mengaku, pihak sekolah sudah turun tangan dan berupaya mempertemukan orangtua kedua pelajar tersebut. “Biar bagaimana pun keduanya anak didik kami, dan kami akan lakukan pembinaan,” ujarnya.
Dia berjanji akan mengevaluasi dan memberikan imbauan langsung kepada seluruh pelajar di sekolahnya agar tidak melakukan kekerasan dalam dunia pendidikan.
“Tentu ini menjadi pembelajaran bagi kami. Kedepannya, kami tidak ingin kejadian seperti ini terulang lagi,” tutupnya. (*)
Komentar