MAKASSAR – Ruang kerja Wakil Ketua DPRD Sulsel hari itu bukan hanya jadi tempat formal, tetapi berubah menjadi ruang dialog seni yang hangat. Audiensi Dewan Kesenian Sulawesi Selatan (DKSS) berlangsung dalam suasana cair, penuh empati, dan kaya gagasan.
Para pengurus DKSS yang hadir tidak sekadar membawa berkas laporan, tetapi juga membawa semangat baru untuk membangun ekosistem kesenian yang lebih sehat di Sulsel.
“Pertemuan ini seperti napas baru. Kami tidak merasa sekadar ‘menghadap’, tapi benar-benar diajak bicara dari hati ke hati,” tutur DR. Arifin Manggau Ketua DKSS.
Baca Juga :
Diskusi berkembang ke berbagai arah, mulai dari bagaimana situasi penyusunan RPJMD Sulsel, hingga perlunya sistem apresiasi dan fasilitasi yang berkelanjutan. Sekretaris DKSS, Irwan AR, menambahkan bahwa pihaknya sedang menyusun sistem kesekretariatan yang terbuka dan responsif.
Fauzi Andi Wawo mengakui pentingnya ruang-ruang dialog semacam ini. “Saya ingin kantor ini terbuka bagi siapa pun yang bergerak untuk masyarakat, apalagi mereka yang membawa misi kebudayaan,” ujarnya.
Lebih dari sekadar audiensi, pertemuan ini menjadi simbol kecil tentang bagaimana seni dan politik bisa bersua dalam harmoni, saling mendukung untuk kebaikan bersama.
Pengurus DKSS yang ikut hadir dalam pertemuan hangat ini, selain ketua DKSS juga turut membersamainya, DR Asia Ramli Prapanca selaku Badan Riset dan Advokasi DKSS, sekertaris DKSS Irwan. AR , Kepala Kesekretariatan Djamal April Kalan, Komite Teater Alief Anggara, Aguslinting Komite Film dan Seni Media, Bidang Komunikasi Publik dan Sosmed Anjas dan Komite Seni Rupa Faisal Syarief.(#)


Komentar