MAKASSAR – Untuk meriahkan hari kemerdekaan Indonesia ke-76, Sanggar Budaya Manggarai (SBM) Makassar menggelar pelaksanaan Caci, di Tanjung Bayang, Minggu (15/8/2021). Sejumlah warga Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang ada di Makassar turut menyaksikan pagelaran budaya tersebut.
Pantauan Lintasterkini.com, seni budaya yang merupakan asli asal NTT ini dilakukan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Para penonton, diminta untuk selalu menjaga jarak dan tetap memakai masker di lokasi.
Untuk diketahui Caci adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari NTT. Tari Caci merupakan tari uji ketangkasan bela diri yang dibalut dalam bentuk tarian khas. “Ini rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Indonesia ke-76. Jadi kegiatan dilakukan Sanggar Budaya Manggarai (SBM) yang ada di Makassar. Kami tetap lakukan dengan prokes,”ujar Ellias, salah seorang panitia.
Baca Juga :
Tari Caci terdiri dari dua orang lelaki yang beradu pukul satu sama lain menggunakan cambuk yang dipegang oleh lelaki pertama, selanjutnya lelaki kedua yang menjadi lawannya memegang perisai dan sebisa mungkin menghindari pukulan lawan.
Tari ini tergolong berbahaya bagi pemula, karena itu ada beberapa hal yang harus diikuti jika ingin memainkan tari ini, yang pertama yaitu tidak boleh ada kata kasihan kepada lawan saat orang pertama mengayunkan cambuknya pada lawan. Kemudian lawan akan diberi kesempatan membalas pukulan tadi.
Selanjutnya tidak boleh dilakukan pengeroyokan dalam tarian. Misalnya dua lawan satu itu merupakan hal yang tidak boleh dilakukan. Setiap pertandingan dilakukan secara fair dengan giliran menyerang secara bergantian.
Namanya juga tari pasti diikuti dengan alunan musik dari luar arena. Alat musik yang digunakan yakitu gendang dan gong dengan lantunan lagu Neggong atau Dare yang merupakan lagi khas daerah Maggarai. Tari Caci menggunakan kostum layaknya prajurit zaman dulu yang ingin berperang. Disisi atas menggunakan tutup kepala dan pengikat yang mengelilingi hingga ke leher.
Bagian badan tidak menggunakan kostum apapun alias telanjang dada. Sedangkan bagian bawah menggunakan celana panjang berwarna putih dengan kain songket khas Manggarai diatasnya. Aksesoris pelengkap yakni menggunakan bunyi-bunyian berupa lonceng kecil serta perisai dan cambuk untuk bertarung. (*)
Komentar