JENEPONTO–Seluruh korban hilang akibat banjir bandang dan tanah longsor di Jeneponto, Sulawesi Selatan, berhasil ditemukan semua. Hari ini, Selasa (16/6/2020) tim Basarnas dan BPBD Jeneponto kembali menemukan satu orang lagi korban yang hilang bernama Neneng (60), sehingga keseluruhan korban meninggal dunia di daerah ini 4 orang.
“Alhamdulillah seluruh korban hilang berjumlah 4 orang sudah ditemukan semua, kondisinya meninggal dunia. Korban terakhir bernama Neneng ditemukan pada hari kelima, yakni tadi pagi, sekitar pukul 08.50 Wita,” ujar Kasi Kedaruratan BPBD Jeneponto Mus Mulyadi kepada media.
Dia mengatakan lokasi penemuan korban Neneng berjarak 2 kilometer dari titik korban hilang, yakni ditemukan tersangkut di pohon tepat di pinggir sungai desa tetangga.
Baca Juga :
“Kalau korban terakhir ini ditemukan di pohon di sungai, sepertinya korban hanyut bersama pohon, terus pohonnya tersangkut di jembatan, dari situ kita temukan korban,” jelasnya.
Sebelumnya, disebutkan ditemukan tiga korban yang hilang karena banjir bandang dan longsor di Jeneponto. Korban meninggal yang ditemukan bernama Alang (13). Dua lainnya yang meninggal yakni Madeng (50) dan Abu (60).
Untuk diketahui, sejumlah wilayah kecamatan di Jeneponto, seperti Rumbia, Turatea, dan Binamu, diterjang banjir bandang dan tanah longsor pada Jumat (12/6/2020) malam. Khusus di Kecamatan Rumbia, terjadi juga tanah longsor yang membuat 4 warga disana dinyatakan hilang hingga akhirnya para korban hilang ditemukan tewas.
[NEXT]
Di Bantaeng 1 Korban Tewas
Sementara itu, informasi yang dihimpun Lintasterkini.com, korban tewas di Bantaeng sebanyak 1 orang bernama Haerul Fatta Ampa (19), warga Kampung Beru, Kelurahan Bonto Atu, Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng. Sedangkan musibah yang sama di Jeneponto menewaskan 4 orang.
Sementara ini dilaporkan air sudah surut di beberapa lokasi, dan untuk dampak kerusakan pascabanjir bandang, masih dalam proses pendataan. Diperkirakan ratusan rumah rusak. Begitupun kendaraan baik roda dua dan empat mengalami kerusakan, termasuk fasilitas umum.
Dari laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, banjir bandang menerjang tujuh kelurahan masing-masing Kelurahan Pallantikan, Malililingi, Letta, Lembang, Bontosunggu, Bintiatu, dan Bontorita.
Dari tujuh kelurahan tersebut, tersebar di dua Kecamatan yakni Kecamatan Benteng dan Kecamatan Bissapu. Penyebab kejadian, hujan deras di hulu hingga meluapnya air Sungai Celendu.
Akibatnya, bendungan Ballang Sikuyu sebagai pengendali banjir jebol pada sisi kanan. Air pun meluber ke pemukiman warga dan masuk ke wilayah Kabupaten Bantaeng.
Sedangkan untuk musibah banjir bandang di Kabupaten Jeneponto, disebabkan debit air Bendungan Kareloe mengalami peningkatan pada level 150 dari batas normal 100, hingga akhirnya meluap ke beberapa pemukiman warga. Saat itu hujan deras mengguyur sejak Jumat pagi, 12 Juni 2020 lalu.
Selain 4 korban tewas di Kabupaten Jeneponto ini, dilaporkan empat rumah tertimbun longsor di Dusun Tokka, Desa Palantikang, Kecamatan Rumbia. Selanjutnya, tiga rumah dilaporkan terbawa derasnya air di Dusun Paloe, Desa Rumbia, dan 10 ternak sapi hilang. (*)
Komentar