PAREPARE — Duka mendalam yang sangat memiriskan dirasakan oleh Onding (57), warga Jalan Agussalim, Kelurahan Tiro Sompe, Kecamatan Bacukiki Barat, Kota Parepare.
Pasalnya, anak sulungnya bernama Syamsu Alam alias Pele (25) yang menghembusakan nafas terakhir di Puskesmas Madising Na Mario, Kota Parepare, mayatnya terpaksa dibawa pulang dengan menggunakan sepeda motor ke rumah duka, Selasa (17/5/2016) sekira pukul 01.00 Wita.
Buruh panggul di Pelabuhan Nusantara ini menjelaskan, hal tersebut terpaksa dilakukan lantaran tidak ada mobil Ambulance yang bisa digunakan membawa pulang mayat putra sulungnya itu.
Baca Juga :
“Mau diapakan, terpaksa diangkut pake motor karena tak ada mobil Ambulance. Kami bonceng empat mayat diapit di tengah,” jelasnya kepada awak media, Selasa (17/5/2016) di rumahnya.
Hal itu turut dibenarkan oleh Muslimin, Ketua RW V Kelurahan Tiro Sompe. Muslimin yang mengetahui ada warganya meninggal, mengaku langsung bergegas ke Puskesmas .
“Langkah awal tentunya mencari Ambulance. Kami menelpon Call Center 112 untuk meminta bantuan Ambulance, namun sopirnya beralasan mobil tersebut diperuntukkan hanya untuk membawa orang sakit, bukan membawa mayat,” ungkap Muslimin.
Muslimin mengaku, ia sempat bersitegang dengan beberapa petugas jaga dan meminta diusahakan Ambulance, namun dari empat Petugas jaga di Puskesamas, tidak ada yang menghiraukannya.
“Akhirnya kami sepakat untuk mengangkut jenazah dengan menggunakan motor. Mereka berbonceng empat,” tuturnya.
Olehnya itu, Muslimin mempertanyakan kinerja dari Call Center 112 yang dinilainya tidak berpihak ke kalangan orang tidak mampu.
“Harusnya, aturan itu harus fleksibel. Bagaimana misalnya jika mobil tersebut membawa orang sakit rujuk ke Makassar, lalu di tengah jalan meninggal. Apakah ini berarti mayatnya harus diturunkan di jalan,” tanyanya dengan sedih. (*)
Komentar