MAKASSAR – Aksi pembantaian yang dilakukan Gusti saat pelaku pulang ke rumahnya dalam kondisi mabuk dua hari lalu di Pattunuang Kelurahan Manggala mengundang miris banyak orang. Saat itu Gusti yang tiba di rumahnya lansung saja memukuli Suriani (32), istrinya karena tidak terima pelaku ditegur.
Melihat anaknya dipukul oleh pelaku, mertuanya menegur Gusti. Pelaku pun tambah kalap, ia mengambil sebilah parang dan mengamuk membabi-buta.
Sasaran pertama, pelaku memarangi Suriani, istrinya, lalu memarangi mertuanya. Pas waktu kejadian ipar pelaku bernama Sinar juga ada di dalam rumah, maka adik iparnya pun diparangi karena ia berusaha melerai Gusti yang sedang kalap.
Baca Juga :
Salah satu korban, Nur mengungkapkan aksi kekerasan dalam rumah-tangga yang dilakukan Gusti terhadap istri bukan baru pertama kali terjadi. Namun Gusti kerap menganiaya istrinya, dan puncak kemarahannya saat tersulut emosinya hingga menebas istri dan keluarga istrinya.
Semua korban, kata Nur, usai dibantai langsung dilarikan ke Rumah Sakit Ibnu Sina. Dua orang yang kritis, Suriani dan Sinar yang mengalami luka robek cukup parah langsung dirujuk ke RS Wahidin Sudirohusodo Jalan Perintis Kemerdekaan karena terjadi pendarahan hebat.
“Kritis kasihan istrinya dan iparnya, keduanya terpaksa dirujuk ke Rumah Sakit Wahidin karena keduanya mengalami luka parah dan pendarahan hebat. Dan keduanya entah apakah bisa selamat dalam perawatan medis atau tidak, semoga Tuhan menyelamatkan nyawa keduanya,” ungkap Nur dengan mata berkaca-kaca menceritakan peristiwa tersebut yang ditemui di RS Ibnu Sina, Senin, (17/10/2016).
Lebih lanjut Nur mengungkapkan, dua korban lainnya yang tak lain mertua pelaku dan anaknya yang masih berumur 2 tahunan, juga masih dalam perawatan intensif di RS Ibnu Sina. Keduanya tidak dirujuk karena petugas medis masih mampu melakukan penanganan terhadap kedua korban ini.
Peritiswa yang membuat warga sedih ketika anaknya yang masih berusia dua tahun itu, saat dievakuasi tak henti-hentinya meringis kesakitan lantaran luka tebasan pada bagian tangannya. Warga yang menyaksikan bocah kecil itu meringis sambil berlumuran darah, membuat pemandangan sesaat penuh haru biru, warga saling bertangisan kala menyaksikan langsung bocak kecil yang menjadi korban kebuasan sang ayah yang menjadi pelaku pembatantaian tersebut.
Seorang warga yang menjadi saksi mata, yang namanya enggan disebutkan mengungkapkan, untung saja petugas kepolisian datang cepat mengamankan situasi. Jika polisi terlambat datang mengevakuasi pelaku, sudah dipastikan Gusti akan mati di tempat akibat amukan massa yang sudah emosi mengetahui pelaku membantai istri dan keluarga istrinya sendiri.
Di rumah Sakit Ibnu Sina, si bocah kecil yang menjadi korban ayahnya bernama Maryam (2), terlelap tidur sambil meringis kesakitan dengan balutan perban di tangan kanannya. Ia tak henti-hentinya meringis, menangis meski matanya tertutup, bahkan kadang ia menangis tersedu-sedu setiap terbangun dari tidurnya.
“Ini kasihan anaknya, setiap matanya terbuka, ia langsung melihat tangannya yang diperban dan langsung menangis. Bagaimana tidak kalau tangannya robek akibat kena tebasan parang yang dilakukan ayahnya. Berkali-kali dia menangis, kami bergantian membujuknya dan menggendongnya agar dia bisa tertidur,” papar Nur.
Dan yang lebih memiriskan hati lagi bagi setiap orang yang menyaksikan pemandangan dalam ruangan perawatan RS Ibnu Sina itu, saat Maryam, bocah kecil itu menengok ke sampingnya melihat korban lain yang terkapar dalam perawatan. Sontak si kecil itu berteriak histeris memanggil ibunya “mamaaaa, mamaaa!”. Siapapun yang melihat pemandangan itu langsung menangis karena iba. (*)
Komentar