JAKARTA — Uji klinik vaksin Sinovac, telah masuk tahap III dan selesai melakukan penyuntikan kepada ribuan relawan di Indonesia. Sejauh ini hasil uji klinik fase III dinyatakan aman dan tidak ditemukan reaksi berlebihan.
Penjelasan ini disampaikan Guru Besar Fakultas Keokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Cissy Kartasasmita, Sp.A (K), M.Sc, Seni (16/11/2020). Dikatakan, terkait proses pembuatan vaksin yang cepat, ia mengatakan bahwa teknologi dan kemampuan sumber daya yang maju, serta ketersediaan biaya, mempercepat proses penemuan vaksin COVID-19, dimana fase-fase yang harus dilalui dilakukan secara paralel.
Laporan keamanan uji klinik vaksin COVID-19 fase satu dan dua telah dipublikasikan pada publikasi internasional dan menunjukkan hasil yang baik. Hasil tersebutlah yang menarik minat lebih dari 2000 relawan untuk berpartisipasi pada uji klinik fase tiga di Bandung.
Baca Juga :
Dari 2000 relawan tersebut, 1620 relawan memenuhi syarat untuk berpartisipasi hingga saat ini telah selesai divaksinasi dan menuggu laporan hasil uji resminya. Prof. Cissy menegaskan, efek samping vaksin COVID-19 yang telah diuji coba pada ribuan relawan di Indonesia, tidak ditemukan efek samping yang berat.
“Info atau berita mengenai adanya yang meninggal, sakit berat, sakit punggung, itu tidak terbukti dari hasil uji klinik vaksin COVID-19. Setelah dilakukan penelitian, kejadiannya ternyata tidak berhubungan langsung dengan ujicoba vaksinasi,” tegas Prof. Dr. dr. Cissy Kartasasmita.
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Cissy juga menghimbau kepada orang tua untuk tetap rutin memberikan vaksin kepada anak-anak dan balita. Ada 12 program imunisasi nasional yang diberikan gratis pada anak-anak dan balita.
Dalam kondisi pandemi, pemberian vaksin rutin diberikan, agar tidak menjadi pandemi yang lain nantinya. Dikatakannya, yang paling rawan yakni penyakit campak karena sangat mudah menular, sehingga imunisasi pada bayi itu yang paling utama, jadi tidak betul bayi tidak boleh diimunisasi.
“Vaksin adalah salah satu cara kita untuk terlindungi dari infeksi penyakit tertentu. Namun kita tetap harus melakukan perilaku 3 M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak aman) secara disiplin, sampai akhir pandemi nanti,” tutup Prof. Cissy. (*)
Komentar