Sepele, Terbongkar Penyebab Aipda Haerul Coret Dinding Mapolres Luwu

MAKASSAR – Aipda Haerul sempat menjadi trending topik usai dirinya melakukan aksi coret dinding Mapolres Luwu. Ia pun akhirnya dibawa dan dirawat di RS Dadi, Makassar dikarenakan diagnosanya Psikotik Akut.
Kapolda Sulsel Irjen Pol Nana Sudjana pada Senin (17/10/2022) pukul 21.00 Wita datang melakukan kunjungan ke RS Dadi Makassar, untuk mendengarkan curhatan hati Aipda Haerul terkait penyebab aksinya coret dinding Mapolres Luwu.
“Kami melakukan kunjungan ke RS Dadi, dalam rangka meninjau perkembangan Aipda Haerul, bintara Biddokkes Polres Luwu. Pada hari Sabtu kemarin, Aipda H ini memasuki Mapolres Luwu dengan membawa dua pilox berwarna merah dan hitam. Ia melakukan aksi coret-coret di dinding Binmas, Bid Keu dan Satpas SIM, dari hasil rekam jejak memang yang bersangkutan telah beberapa kali, “ujar Irjen Pol Nana Sudjana.
Dijelaskan, Aipda H telah lama menderita Psikotik akut jauh sebelum AKBP Arisandi menjabat menjabat sebagai Kapolres Luwu. Rencanya Aipda Haerul yang merupakan keluarga besar Polda Sulsel akan dimutasikan dalam rangka pengobatan hingga sembuh.
“Jauh sebelum Kapolres yang sekarang AKBP Arisandi S. Ik, menjabat diagnosanya sudah ada. Kapolres yang sekarang baru menjabat kurang lebih tiga bulan. Begitu tau ada personil seperti ini maka kami akan segera memutasikan ke Polda Sulsel dan akan kami rawat hingga sembuh, dikarenakan Aipda Haerul juga merupakan keluarga besar Polda Sulsel, “tambahnya.
Selanjutnya, Tim Bid. Propam Polda Sulsel tengah berada di kabupaten Luwu guna melakukan penyelidikan terkait apa yang disampaikan Aipda Haerul melalui coretannya.
“Saat ini Bid Propam Polda Sulsel tengah berada di Luwu guna melakukan penyidikan dan penyelidikan terkait dan tentunya nanti akan kami sampaikan, “lanjutnya.
Menariknya adalah, ketika Aipda Haerul sempat curhat ke Kapolda Sulsel terkait motif dan tujuannya menyampaikan aspirasi melalui coretannya. Aipda Haerul juga sempat memeluk dan meminta maaf kepada Kapolda Sulsel serta mengakui bahwa dirinya adalah anak.
“Saya ini pernah Kanit Tipidkor, penghargaan saya 2 Kapolri, 1 Kapolda dan 3 Kapolres. 4 kepala dinas, 1 pak camat, 2 pak lurah, 18 kepala desa dan 32 sekdes yang PNS saya penjarakan ALLAHU AKBAR, saya ini penghargaanku ALLAHU AKBAR, baru saya ini nda pernah diminta Dikjur LA ILAHA ILLALLAH, saya nda pernah diperhatikan perwira, saya dikucilkan. Tiga tahun berturut turut saya peringkat I penanganan korupsi, mohon maaf saya jenderal, “ungkap Aipda Haerul.
Aipda Haerul mengakui perbuatannya menyebarkan vandalisme, melalui group telegram, saat apel dan saat khutbah di depan Kapolres. Dan dirinya juga sangat menyayangkan setelah 2 hari setelah melakukan hal itu, justru keluarganya yang mengurus keperluan Surat ijin Mengemudi justru diminta uang sebesar Rp. 250.000.
“Saya akui pertama di group telegram, kemudian saya tegur lagi di Facebook, kemudian di tempat apel, kemudian di Mesjid Al-Ikhlas saya Kultum disitu ada pak Kapolres. Kenapa dua hari setelah itu, keluarga saya mengurus SIM tetap disuruh bayar Rp. 250.000. Mana sakit saya, harus dibenarkan ini. Minta maaf saya Jenderal, minta maaf saya, “tutup Aipda Haerul. (*)