LINTASTERKINI.COM – Anda tahu aktivitas fisik secara teratur dapat menurunkan risiko kelebihan berat badan dan menjauhkan penyakit seperti masalah jantung dan diabetes. Selain itu, olahraga juga dapat membantu mengurangi risiko kanker, kata sebuah studi baru yang diterbitkan dalam JAMA Internal Medicine.
Studi sebelumnya telah menemukan bahwa orang-orang yang aktif secara fisik cenderung memiliki tingkat risiko kanker usus besar, payudara dan endometrium yang lebih rendah.
Olahraga juga dapat menurunkan tumor usus dengan mempercepat transit kotoran melalui saluran pembuangan. Aktivitas fisik juga dapat menurunkan kadar estrogen, yang dikenal untuk berkontribusi pada kanker payudara dan tumor endometrium.
Baca Juga :
Dalam upaya untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang bagaimana olahraga dan kanker berinteraksi, tim yang dipimpin oleh Steven Moore, seorang ahli epidemiologi kanker di National Cancer Institute, malakukan pooling data dari 1. 4 juta orang untuk melaporkan tingkat aktivitas fisik mereka selama 11 tahun.
Moore mencocokkan catatan latihan masyarakat ini dengan kemungkinan risiko 26 jenis kanker yang berbeda.
Data berasal dari 12 studi yang berbeda dari berbagai populasi masyarakat AS dan Eropa. Secara keseluruhan, ditemukan bahwa orang-orang yang rutin berolahraga memiliki risiko terkena kanker, tujuh persem lebih rendah dari mereka yang jarang berolahraga.
Penurunan risiko terutama mencolok untuk 13 jenis kanker. Orang-orang yang sangat aktif berolahraga, memiliki rata-rata risiko 20 persen lebih rendah terkena kanker kerongkongan, paru-paru, ginjal, lambung, endometrium dan lain-lain dibandingkan dengan orang-orang yang jarang berolahraga.
Angka penurunan risiko sedikit lebih rendah untuk kanker usus besar, kandung kemih, dan payudara.
“Semua orang tahu aktivitas fisik mengurangi risiko penyakit jantung,” kata Moore. “Yang kami tekankan di sini adalah bahwa aktivitas fisik juga dapat mengurangi risiko kanker.”
Kanker adalah penyakit yang sangat ditakuti, tetapi jika orang memahami bahwa aktivitas fisik dapat memengaruhi risiko kanker, maka sangat mungkin ini akan memotivasi untuk menjalani gaya hidup aktif.
Moore mengatakan, bahwa hubungan antara aktivitas fisik dan risiko kanker tetap kuat bahkan setelah disesuaikan untuk faktor potensial lain, termasuk hal-hal seperti indeks massa tubuh (BMI), pola makan dan apakah mereka merokok atau tidak.
Bagaimana mekanisme okahraga bisa menurunkan risiko kanker masih belum jelas. Mungkin, aktivitas fisik dapat menurunkan kadar insulin dan peradangan sehingga sel-sel tubuh tidak mudah terbentuk menjadi tumor atau kanker.
Perlu dicatat, ada dua jenis kanker, melanoma dan kanker prostat, yang justru angka kasusnya lebih tinggi pada mereka yang aktif. Meningkatnya risiko kanker kulit bisa jadi karena orang yang berolahraga lebih banyak menghabiskan waktunya di luar ruang.
Sementara itu, hubungan antara meningkatnya risiko kanker prostat dengan olahraga, masih perlu diteliti. Para ilmuwan menyarankan agar pria yang aktif secara fisik untuk lebih memerhatikan aspek kesehatanannya, dan rutin memeriksakan kesehatannya, termasuk prostatnya, ke dokter.
Moore menambahkan, meski banyaknya data yang dipakai untuk penelitian, menawarkan kelebihan validasi namun perlu penelitian lanjutan untuk mengerti secara penuh hubungan antara olahraga dengan tingkat risiko berbagai jenis kanker.
Penelitian lanjutan juga perlu meneliti data mengenai jumlah olahraga yang paling efektif mengurangi risiko kanker, apakah olahraga ringan, moderat atau berat.
Meski demikian, dia mengatakan bahwa sejauh ini penelitian ini adalah adalah penelitian yang paling komprehensif mengenai bagaimana aktivitas fisik dapat mempengaruhi risiko kanker, dan menawarkan cara yang potensial bagi banyak orang untuk menurunkan risiko penyakit yang mematikan itu. (*)
(sumber : kompas.com)
Komentar