Logo Lintasterkini

PT Bio Farma Produksi Vaksin Covid-19 Bertahap

Abdul Gaffar Mattola
Abdul Gaffar Mattola

Senin, 19 Oktober 2020 23:52

ist.
ist.

JAKARTA — Corporate Secretary PT Bio Farma (Persero) Bambang Heriyanto mengatakan pihaknya mampu memproduksi vaksin Covid-19 dengan kapasitas 250 juta dosis secara bertahap. Optimismenya ini ia sampaikan saat menjadi narasumber dalam talkshow “Menjemput Asa Vaksin Covid-19” di Media Center Satgas Penanganan Covid-19 Graha BNPB Jakarta, Senin (19/10/2020).

Bambang menjelaskan pihaknya telah melakukan beberapa persiapan sebelum memproduksi vaksin setelah mendapat izin dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM).

“Tentu dari awal sudah dipersiapkan. Ada quality control. Semua dilakukan secara hati-hati sesuai standard mutu. Namun jumlah produksi vaksin ini tidak bisa mengacu kapasitas maksimal 250 juta dosis, tapi dilakukan secara bertahap,” jelas Bambang.

Ia menyebutkan, sekitar 16 juta dosis sampai 17 juta dosis per bulan yang bisa diproduksi. Itupun tergantung waktu suplai dari Sinovac.

Bambang menceritakan progres vaksin yang sudah memasuki uji klinis tahap ketiga di Universitas Padjajaran, Bandung, Jawa Barat. Sebanyak 1.620 orang relawan yang mendapat suntikan vaksin pertama, semua sudah selesai.

“Kemudian berlanjut suntikan kedua pada 1.724 orang relawan, 671 orang di antaranya sudah diambil darahnya. Ini semua akan selesai di awal bulan Januari 2021,” ungkap Bambang.

[NEXT]

Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito menjelaskan vaksinasi adalah proses memasukkan vaksin ke dalam tubuh yang dapat melalui suntikan atau tetes. Setelah proses itu, tubuh bereaksi membentuk imunitas atau antibodi sehingga bisa melawan saat tertular virus corona.

“Sedangkan imunisasi sendiri adalah proses ketika tubuh dapat memunculkan kekebalan tubuh karena terbentuknya antibodi terhadap imun yang dituju,” papar Prof Wiku.

Adapun yang mendapat vaksinasi itu, kata Prof. Wiku, dirilis covid19.go.id, adalah orang sehat yang berisiko tinggi seperti dokter, tenaga kesehatan, perawat yang setiap hari berinteraksi dengan pasien Covid-19. Juga termasuk kelompok yang memberikan pelayanan publik yang memiliki risiko bersentuhan dengan banyak orang.

Terkait skema penyebaran vaksin, Prof. Wiku menjelaskan akan menentukan prioritas karena stok vaksin tidak datang dalam jumlah yang komplet. Pasalnya, produksi vaksin yang dilakukan bertahap, sehingga pemberiannya pun dilakukan berdasarkan skala prioritas.

“Nanti ada pertimbangan tersendiri apakah diberikan pada orang yang berisiko tinggi dan juga diberikan ke daerah,” jelas Prof. Wiku. (*)

 Komentar

 Terbaru

News29 November 2024 23:10
Frederik Kalalembang Temui Kapolda Sulsel, Soroti PT Masmindo dan Apresiasi Keamanan Pilkada
MAKASSAR – Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Irjen Pol (Purn) Frederik Kalalembang, mengadakan pertemuan dengan Kapolda Sulawesi Selatan, ...
News29 November 2024 20:45
Bumi Karsa Tuntaskan Penanaman 5.500 Pohon di Sulawesi, Jawa hingga Sumatera
MAKASSAR – Bumi Karsa kembali menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan. Penanaman 5.500 pohon telah dilakukan pada berbagai pro...
Ekonomi & Bisnis29 November 2024 20:39
Dorong Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan, OJK Sulselbar-BPS Kembali Gelar SNLIK 2025
MAKASSAR – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulsel Sulbar bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulsel dan BPS Provinsi Sulbar ke...
News29 November 2024 14:04
PPDB Sekolah Islam Athirah Dibuka Mulai 1 Desember 2024
MAKASSAR – Sekolah Islam Athirah membuka Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2025/2026 mulai 1 Desember 2024. Total kuota yang dis...