MAKASSAR – Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunan PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk (GMTD), mengumumkan pembagian deviden untuk tahun buku 2016 sebesar Rp2,58 miliar atau Rp25/saham yang setara dengan imbal hasil sebesar 0,4% terhadap harga per lembar saham Rp6,950/saham per tanggal 30 Desember 2016. RUPS dilaksanakan, Selasa (21/3/2017) bertempat di Hotel Aryaduta Makassar.
H Andi Anzhar Cakra Wijaya, Presiden Direktur GMTD menyampaikan, permintaan untuk segmen perumahan dan komersial yang berkualitas di Makassar, Sulawesi Selatan akan terus berkembang seiring dengan pertumbuhan ekonomi, pariwisata dan pembangunan infrastruktur di kawasan tersebut.
“Di samping itu kami mengamati kondisi pasar dari waktu ke waktu dan konsisten meluncurkan produk-produk yang sesuai dengan segmen pasar yang dituju. Untuk meningkatkan penetrasi pasar di segmen menengah ke bawah, perseroan akan meluncurkan unit-unit perumahan di kisaran harga Rp200-300 juta. Pemasaran produk-produk untuk segmen menengah bawah ini akan dilakukan secara bisnis ke bisnis atau B2B,” ujarnya.
GMTD merupakan anak usaha dari PT Lippo Karawaci Tbk. Perusahaan properti yang tertemuka dan terbesar di Indonesia berdasarkan total aset dan pendapatan didukung oleh Land Bank yang luas dan pendapatan recurring yang kuat. GMTD terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kapitalisasi pasar Rp624 miliar atau US$ 46 juta pada 17 Maret 2016.
GMTD pada awalnya didirikan pada tahun 1991 oleh Pemerintah Provinsi Sulsel untuk mengembangkan kawasan 1.000 hektar menjadi daerah wisata Tanjung Bunga. Lippo Grup bergabung pada tahun 1994 untuk mengembangkan kawasan tersebut. Pada tahun 1995, GMTD mulai melakukan studi kelayakan, pembelian tanah, pengurusan izin-izin serta merancang masterplan untuk kawasan tersebut.
GMTD tidak hanya membangun Jalan Metro Tanjung Bunga sepanjang 6 km yang menghubungkan Kota Makassar dengan Kabupaten Gowa dan Takalar senilai Rp70 miliar, tetapi juga telah membangun infrastruktur di kawasan tersebut. GMTD mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1997 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2000.
Laba usaha perseroan untuk tahun 2016 tercatat sebesar Rp 91,9 miliar mengalami penurunan sebesar 21,5 % dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp117 miliar. Penurunan Laba Usaha terutama disebabkan penurunan pendapatan sepanjang tahun 2016, serta meningkatnya Beban Pokok Pendapatan.
Laba bersih setelah pajak juga mengalami penurunan sebesar 26,6% menjadi Rp 86,9 miliar dibanding tahun 2015 yang tercatat sebesar Rp 118,5 miliar. Penurunan Laba Bersih terutama disebabkan penurunan pendapatan, meningkatnya Beban Pokok Pendapatan sert Beban Keuangan sepanjang tahun 2016.(*)
Komentar