Logo Lintasterkini

Tanggapi Pernyataan UAS Soal Makan Babi Bisa Halal, Ferdinand: Jangan Sampai Naik Harga

Andi
Andi

Rabu, 21 Juli 2021 15:16

Ustaz Abdul Somad alias UAS.
Ustaz Abdul Somad alias UAS.

JAKARTA — Ustaz Abdul Somad (UAS) sempat menyebut makan babi tidak selamanya haram dan bisa saja halal. Mantan politikus Demokrat, Ferdinand Hutahaean pun menanggapi pernyataan pendakwah kondang itu.

Ferdinand Hutahaean lewat cuitannya di Twitter, Senin (19/7/2021) lalu, menanggapi pernyataan UAS tersebut dengan berharap jangan sampai harga babi mengalami kenaikan.

“Jangan sampai naik harga,” cuit Ferdinand Hutahaean, dikutip Rabu (21/7/2021).

Dalam cuitannya itu, Ferdinand Hutahaean juga menyertakan foto tangkapan layar pemberitaan berjudul ‘Pendakwah UAS: Makan Babi Tak Selamanya Haram, Bisa Saja Halal’.

Diberitakan sebelumnya, pendakwah asal Riau Ustaz Abdul Somad alias UAS menyebut bahwa makan daging babi bagi umat Islam tidak selamanya haram namun bisa saja halal saat kondisi tertentu.

Hal itu disampaikan Ustaz Abdul Somad dalam momen diskusi virtual bersama IDI yang ditayangkan kanal Youtube Ustadz Menjawab.

“Babi itu haram, tapi makan babi tidak selamanya haram,” ujar Ustaz Abdul Somad.

UAS awalnya menjelaskan bahwa babi yang dipotong dengan menyebut nama Allah tidak akan membuat dagingnya menjadi halal.

Bahkan, kata UAS, saat dimasak di rumah makan muslim makanan tersebut tetap haram dikonsumsi.

“Babi tidak bisa jadi halal. Babi dipotong atas nama Allah, tetap haram. Babi direndang atau digulai, tetap haram. Babi dimasak rumah makan muslim juga haram,” ungkapnya.

Namun, menurut UAS, ada satu momen kondisi yang membuat makanan dari daging babi menjadi halal dikonsumsi umat Islam.

“Tapi makan babi bisa halal. Nah, gimana ceritanya?,” tutur Abdul Somad.

Ia pun menjelaskan bahwa menyantap daging babi bisa saja halal saat kondisi darurat. Misalnya, terjebak di tengah hutan, tersesat, dan tak menemukan makanan lain selain babi.

“Jadi, ketika masuk di dalam hutan, dan di dalam hutan itu tidak ada makanan, tidak ada pisang, tidak ada umbi-umbian. Sementara (saat itu) pilihannya hanya babi atau mati. Maka saat itu tidak boleh (umat Islam) pilih mati. Jadi, boleh makan babi karena (situasinya) darurat,” ujarnya.(*)

 Komentar

 Terbaru

News29 November 2024 23:10
Frederik Kalalembang Temui Kapolda Sulsel, Soroti PT Masmindo dan Apresiasi Keamanan Pilkada
MAKASSAR – Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Irjen Pol (Purn) Frederik Kalalembang, mengadakan pertemuan dengan Kapolda Sulawesi Selatan, ...
News29 November 2024 20:45
Bumi Karsa Tuntaskan Penanaman 5.500 Pohon di Sulawesi, Jawa hingga Sumatera
MAKASSAR – Bumi Karsa kembali menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan. Penanaman 5.500 pohon telah dilakukan pada berbagai pro...
Ekonomi & Bisnis29 November 2024 20:39
Dorong Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan, OJK Sulselbar-BPS Kembali Gelar SNLIK 2025
MAKASSAR – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulsel Sulbar bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulsel dan BPS Provinsi Sulbar ke...
News29 November 2024 14:04
PPDB Sekolah Islam Athirah Dibuka Mulai 1 Desember 2024
MAKASSAR – Sekolah Islam Athirah membuka Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2025/2026 mulai 1 Desember 2024. Total kuota yang dis...