JAKARTA – Bank Indonesia mencatat, jumlah utang luar negeri Indonesia pada akhir kuartal III 2016 sebesar US$325,3 miliar atau tumbuh 7,8 persen dibandingkan dengan posisi periode yang sama tahun lalu.
Utang luar Swasta mendominasi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia, dengan total penarikan sebesar US$325,3 miliar atau 50,1 persen. Secara nominal, utang luar negeri swasta turun 2,7 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama 2015.
Sementara ULN publik atau yang ditarik pemerintah, jumlahnya tercatat sebesar US$162,2 miliar atau 49,9 persen dari total ULN. ULN pemerintah naik 20,8 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan II 2016 yang sebesar 17,9 persen (yoy).
Baca Juga :
“ULN sektor swasta turun 2,7 persen (yoy) pada triwulan III 2016, lebih dalam dibandingkan dengan penurunan pada triwulan sebelumnya,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara dalam keterangan resmi BI dikutip Sabtu (19/11/2016).
Tirta mengatakan ULN swasta banyak bersumber dari pelaku usaha sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,6 persen.
Dibandingkan kuartal II 2016, pertumbuhan tahunan ULN sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih melambat. Begitu juga, pertumbuhan tahunan ULN sektor pertambangan dan sektor keuangan yang masih terkontraksi.
Dari sisi jangka waktu penarikan, secara keseluruhan ULN Indonesia didominasi jangka panjang yang sebesar US$283,5 miliar atau 87,2 persen dari total ULN. ULN jangka panjang ini tumbuh 8,7 persen.
“Untuk ULN jangka pendek US$41,8 miliar atau tumbuh 1,8 persen (yoy),” kata Tirta.
Total ULN Indonesia per September 2016 sebesar US$325,3 miliar atau tumbuh 7,8 persen. (*)
Komentar