JAKARTA – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) bersama PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menandatangani Joint Declaration terkait pengembangan ekosistem green hydrogen di Indonesia. Penandatanganan ini berlangsung di gelaran The 11th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2025 di Jakarta, pada Rabu (17/9/2025).
Kolaborasi ini menjadi bagian dari upaya kedua perusahaan dalam mendorong transisi energi bersih sekaligus mendukung target Net Zero Emission Indonesia pada 2060. Melalui kerja sama ini, PGE dan TMMIN akan menjajaki potensi pemanfaatan green hydrogen yang dihasilkan dari energi panas bumi, termasuk untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik berbasis hidrogen di masa mendatang.
Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk Julfi Hadi menjelaskan bahwa pengembangan green hydrogen merupakan salah satu langkah strategis beyond electricity yang tengah dijalankan PGE. Inisiatif ini mengoptimalkan pemanfaatan panas bumi untuk mendorong industri hijau sekaligus menghadirkan produk turunan yang memberi manfaat bagi masyarakat dan lingkungan.
Baca Juga :
“Meskipun aspek keekonomian masih menjadi tantangan, PGE optimistis bahwa melalui penciptaan ekosistem yang tepat serta model bisnis yang aplikatif, green hydrogen dapat menjadi solusi praktik energi bersih di Indonesia. Melalui kemitraan strategis ini, kami berharap dapat meletakkan dasar yang kokoh bagi ekosistem green hydrogen di Indonesia, yang tidak hanya mendukung target dekarbonisasi nasional, tetapi juga memperkuat daya saing Indonesia di kancah global,” katanya.
Penandatangan Joint Declaration tersebut diwakili oleh Direktur Teknik PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia Widjanarko. Kerjasama ini merupakan upaya untuk mendorong diversifikasi ketahanan energi di masa yang akan datang dengan mencari sumber-sumber energi baru terbarukan, di antaranya panas bumi. Tantangan Indonesia di masa yang akan datang adalah menghadirkan berbagai macam pilihan sumber energi, dari sumber energi yang terjangkau hingga sumber energi premium dengan emisi yang rendah dan bersih serta menggunakan sumber daya dalam negeri.
Kerjasama kedua pihak telah dilakukan pada berbagai sektor, bukan hanya pada study untuk pengembangan sumber energi baru terbarukan, namun juga pengembangan pelumas dan biodiesel yang saat ini menjadi tulang punggung untuk hilirisasi industri sawit di Indonesia. Demikian juga dengan pengembangan bioethanol yang dapat menjadi salah satu pilihan energi alternatif dengan manfaat yang dapat dirasakan dalam waktu yang singkat, untuk dikembangkan di masa yang akan datang demi mendukung pemerintah dalam mengakselerasi tercapainya agenda nol emisi karbon Indonesia.
Pada awal September lalu, PGE meluncurkan Pilot Project Green Hydrogen Ulubelu. Inisiatif ini memanfaatkan panas bumi sebagai sumber energi terbarukan yang dipadukan dengan teknologi elektrolisis hemat energi. Selain menjadi sarana produksi, fasilitas ini juga berfungsi sebagai pusat pembelajaran teknologi, uji kelayakan komersial, serta studi pasar untuk memetakan potensi permintaan di fase selanjutnya. (*)
Komentar