MAKASSAR – Puncak perayaan Cap Go Meh di Makassar akan digelar malam ini Sabtu, 24 Februari 2024 di sepanjang Jalan Sulawesi.
Perayaan ini menandakan akhir dari rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili yang dimulai sejak 10 Februari 2024.
Berbagai acara menarik digelar sejak pagi tadi untuk memeriahkan Cap Go Meh di Makassar diantaranya, parade kostum pecinan, jalan sehat, senam tai chi, carnaval budaya, seni pertunjukan, panggung hiburan, bazar kuliner, senam ego to echo
Baca Juga :
Salah satu yang paling ditunggu-tunggu adalah pawai budaya yang menampilkan berbagai atraksi barongsai dan kesenian khas Tionghoa.
Para pengunjung juga dapat berfoto di berbagai spot foto yang Instagramable yang telah disediakan seperti di depan vihara.
Apa Itu Cap Go Meh?
Melansir dari Jurnal Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka Jakarta yang berjudul “Nilai-nilai Tradisi Budaya Cap Go Meh pada Masyarakat Cina Benteng di Tangerang sebagai Sumber Pembelajaran di Sekolah”, istilah Cap Go Meh berasal dari bahasa Hokkien “Chap Goh Meh” (十五冥) yang berarti malam kelima belas.
Istilah ini umum digunakan oleh masyarakat Tionghoa di Indonesia dan Malaysia. Sedangkan di Tiongkok, perayaan ini dikenal dengan nama Festival Lampion (元宵節; Pinyin: yuánxiāo jié).
Pada perayaan Cap Go Meh atau Festival Lampion ini, biasanya masyarakat Tionghoa akan mengawalinya dengan dengan berdoa di vihara atau klenteng. Setelah itu, dilanjutkan dengan iringan kenong dan simbal serta pertunjukan barongsai dan pertunjukan tradisional masyarakat setempat.
Asal-usul Perayaan Cap Go Meh
Dilansir dari laman StudyCLI, perayaan Festival Lentera (lampion) dimulai sekitar 2.000 tahun yang lalu selama Dinasti Han (202 SM-220 M). Asal-usul perayaan ini tidak diketahui pasti.
Namun, terdapat dua cerita berbeda yang digunakan masyarakat Tionghoa untuk menjelaskan dari mana asal perayaan Festival Lentera. Salah satu cerita tentang asal-usul Festival Lentera mengatakan bahwa liburan ini diciptakan selama masa Kaisar Ming dari Han (58-75 M).
Kaisar Ming adalah pendukung Buddhisme, dan setelah dia mengetahui bahwa umum bagi biksu Buddha untuk menyalakan lentera pada hari ke-15 bulan pertama kalender lunar, dia memerintahkan agar istana kekaisaran dan rumah tangga individual melakukan hal yang sama. Praktik ini bertahan sebagai Festival Lentera saat ini.
Cerita lain yang digunakan untuk menjelaskan asal-usul Festival Lentera berhubungan dengan Kaisar Jade. Konon, burung bangau favoritnya dibunuh oleh beberapa warga desa, sehingga dia memutuskan untuk membalas dendam dengan membakar desa mereka pada hari ke-15 bulan pertama kalender lunar.
Ketika putrinya mendengar rencana ayahnya, dia merasa kasihan kepada warga desa yang tidak berdaya dan memperingatkan mereka tentang apa yang akan terjadi.
Untuk menyelamatkan diri, warga desa memutuskan untuk menipu Kaisar Jade dengan membuatnya berpikir bahwa desa mereka sudah terbakar.
Mereka melakukannya dengan menggantung lentera merah, melepaskan kembang api, dan menyalakan api di seluruh desa. Rencana mereka berhasil. Kaisar tertipu dan desa itu diselamatkan. Setelah itu, penduduk terus menyalakan kembang api dan menggantung lentera merah setiap tahun untuk memperingati peristiwa tersebut.
Itulah jadwal dan sejarah tentang perayaan Cap Go Meh. Semoga bermanfaat! (***)
Komentar