ENREKANG — Memasuki haru ke-6 pasca longsor, warga Desa Parombean Kabupaten Enrekang masih dicekam dan merasa belum aman dari musibah tanah longsor.
Pasalnya, bahaya longsor masih terus mengancam pemukiman mereka. Bahkan di Dusun Buntu Limbong terdapat enam rumah panggung milik warga yang nyaris tertelan longsoran.
Dimana empat diantaranya terpaksa dibongkar oleh Tim BPBD, TNI dan Polri dibantu warga sekitar untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan. Namun dua rumah lainnya, pemilik tidak mengijinkan jika rumahnya dibongkar.
Baca Juga :
Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Enrekang, Eka Febriansa dalam keterangannya, Selasa (26/4/2016) kepada awak media mengungkapkan, pihaknya terpaksa mengambil jalan pembongkaran melihat kondisi wilayah di sekitar rumah rumah tersebut.
“Retakan tanah sudah ada di kolong rumah-rumah itu. Tapi alhamdulillah, empat sudah kami dibongkar dan 2 sisanya masih kita bujuk untuk dibongkar karena kalau dibiarkan, bisa bisa rumah warga itu lenya dan rata tertimbun longsoran tanah,” umgkap Eka.
Terpisah, Kepala Desa Parombean, Abdul Rahman yang dihubungi melalui telpon pribadinya mengatakan, upaya pembongkaran rumah itu sudah seizin pemiliknya. “Pemiliknya sendiri yang minta pada pemerintah agar secepatnya dibongkar karena mereka sudah panik melihat Kondisi yang ada,” kata Rahman.
Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Enrekang, Benny Mansyur, mengklaim jika seluruh pengungsi korban tanah longsor dalam kondisi baik-baik saja. Ia mengungkapkan, untuk sementara para pengungsi ditampung di sejumlah barak yang telah di bangun oleh BPBD Enrekang.
Benny menambahkan, sejauh ini Pemerintah daerah melalui Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Ebrekang, unsur TNI-Polri serta petugas lapangan Dinas Pekerjaan Umum (PU), telah bekerja ekstra menormalisasi sisa sisa longsoran.
Terkait persediaan logistik buat para pengungsi, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Enrekang, Sawalia Baharuddin mengatakan, persediaan logistik saat inu masih relatif terjamin. Untuk stok beras kata dia, masih cukup untuk 10 hari ke depan.
Belum termasuk beras cadangan pemerintah sebanyak 1,5 Ton yang siap disalurkan ke lokasi kapan saja. Saat ini lanjut Sawalia, para pengungsi sangat membutuhkan tikar, sarung dan selimut serta pakaian daster buat kalangan ibu ibu.
“Sore ini, semua kebutuhan pengungsi itu akan dipenuhi. Sejumlah stok tikar dan tenda yang kami punya, ditambah bantuan tikar dan tenda dari dinas sosial Provinsi akan segera kami drop ke lokasi,” terangnya. (*)
Komentar