LINTASTERKINI.COM – Kisah tentang Jenderal Gatot menjadi Kopassus memang merupakan sesuatu yang menarik untuk didengar. Mengingat Jenderal Gatot yang pada saat itu diumur 55 tahun berniat untuk menjadi Kopassus melalui jalur resmi.
Pada awalnya Gatot memanggil Danjen Kopassus Mayjen TNI Agus Sutomo dan mengatakan bahwa ia akan mendaftar pendidikan Kopassus. Tapi Agus Sutomo menyampaikan dengan sopan bahwa tidak perlu ikutan pelatihan, nanti juga akan diberikan brevet kehormatan Kopassus.
Namun Gatot menolak dengan sopan. Ia bertekad untuk mendapatkan baret merah tersebut melalui jalur normal. Jalur normal pelatihan Kopassus terkenal sangat berat. Bahkan bagi tentara-tentara muda, banyak yang menyerah.
Baca Juga :
Namun jika sudah niat, segala sesuatu pasti akan berhasil. Begitupula dengan Gatot waktu itu, tak perduli usia sudah kepala lima. Dia lolos ujian seleksi pelatihan Kopassus dan resmi menjadi siswa Kopassus. Tidak ada keistimewaan bagi Gatot, latihan fisik dan mental dia jalani setiap harinya.
Gatot mengikuti semua prosedur normal, mulai dari pendaftaraan hingga latihan keras. Latihan keras Kopassus dimulai dengan senam setiap jam 2 pagi. Lalu direndam di kolam suci Kopassus di Batujajar. Bayangkan betapa tersiksanya para peserta Kopassus saat itu.
Namun itu semua dilakukan demi menambah kekuatan dan daya tahan para prajurit. Gatot dan angkatannya juga melakukan longmarch puluhan kilometer. Salah satu pelatihan yang paling berat adalah berenang militer selama lebih 2 jam dari pantai Cilacap ke pulau Nusakambangan. Hal seperti ini tidak akan bisa dilakukan oleh tentara atau orang biasa.
Pada saat minggu terakhir atau yang dikenal dengan minggu neraka. Dimana prajurit melaksanakan misi khusus tanpa harus tertangkap. Jika tertangkap oleh senior mereka, sudah pasti nerakalah yang didapat. Jenderal Gatot lolos dalam ujian Sandhi Yudha ini dengan mulus. Setelah melalui pelatihan yang menguras kemampuan fisik manusia ke batas maksimal.
Gatot dinyatakan lulus semua tahapan dan dinyatakan resmi menjadi keluarga besar Korps Baret Merah di Cilacap pada 2 September 2014. Jenderal Gatot patut berbangga karena brevet kehormatan disematkan di dada sebelah kanan beliau. Pertanda brevet tersebut diperoleh melalui jalur resmi.
Uniknya Gatot menerima brevet tersebut pada usia 55 tahun. Selanjutnya, ketika masih bau lumpur, keringat dan darah. Gatot langsung menuju makam kedua orang tuanya di Solo. Gatot berdoa dan menangis, cita-cita kedua orang tuanya yang menginginkan anaknya menjadi Kopassus telah tercapai.
Sungguh mulia cita-cita Jenderal Gatot yang tidak kenal menyerah meski sudah menginjak kepala lima. Luar biasa! (*)
Komentar