MAKASSAR – Irjen Pol Yudhiawan Wibisono dimutasi menjadi Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Selatan (Sulsel) sejak 20 September 2024, namun baru akan dilantik secara resmi akan dilaksanakan pada Sabtu (28/9/2024).
Menjelang pelantikannya, perwira tinggi Polri kelahiran Klaten, Jawa Tengah, 19 Oktober 1967 ini mendapatkan sorotan serius terkait tantangan menjaga netralitas Polri di Sulsel, terutama menjelang Pilkada 2024 yang semakin dekat.
Pengamat Politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Dr. Hasrullah, menegaskan bahwa ini akan menjadi ujian tersendiri bagi Irjen Pol Yudhiawan sebagai Kapolda baru di wilayah yang masuk dalam kategori daerah rawan Pilkada.
“Masyarakat tentu akan lebih kritis dalam memantau situasi. Jika ada tanda-tanda aparat membela salah satu kandidat, sudah pasti reaksi publik akan keras dan media sosial akan meledak dengan diskusi panas. Tapi kita harus tetap yakin, Polri di bawah kepemimpinan Yudhiawan akan menjaga integritas,” kata Hasrullah.
Sebagai lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1991 dengan spesialisasi di bidang reserse, Irjen Pol Yudhiawan dipandang sangat memahami dinamika politik dan keamanan yang terjadi. Sebelumnya, dia menjabat sebagai Staf Ahli Sosial Politik Kapolri dan Kapolda Sulawesi Utara, di mana ia pernah menegaskan komitmen Polri dalam menjaga netralitas saat Pilkada.
Pernyataan serupa juga disampaikannya saat mengunjungi KPU Kabupaten Minahasa pada 21 September 2024. Di sana, ia menekankan bahwa Polri akan tetap netral dan profesional dalam setiap tahap Pilkada.
“Kita harapkan Irjen Yudhiawan membawa komitmen yang sama di Sulsel. Terlebih, Bawaslu sudah menyebut Sulsel sebagai salah satu dari lima daerah rawan di Pilkada 2024. Kita tentu berharap semuanya berjalan aman, tertib, dan menghasilkan pemimpin yang terbaik,” tambah Hasrullah.
Hasrullah juga mengingatkan pentingnya peran TNI dan ASN dalam menjaga netralitas selama Pilkada. “TNI dan ASN juga diharapkan menjaga kepercayaan publik dengan tidak terlibat dalam politik praktis,” pungkasnya.
Pilkada 2024 menjadi momentum krusial, dan semua mata kini tertuju pada kepemimpinan baru di Polda Sulsel. Akankah netralitas Polri terjaga?