Logo Lintasterkini

Pakar Kehutanan Sarankan Pemerintah Tegas Awasi LSM Asing

Abdul Gaffar Mattola
Abdul Gaffar Mattola

Kamis, 27 Oktober 2016 16:40

Kebakaran hutan.
Kebakaran hutan.

JAKARTA – Pakar Kehutanan dari IPB Ricky Avenzora, Kamis, (20/10/2016) meminta Pemerintah tegas mengawasi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) asing yang kerap mencampuri kehutanan dan kelapa sawit Indonesia melalui audit investigasi. Dia menyatakan, bila memang terbukti LSM asing itu melakukan tindak pidana, maka harus dinyatakan sebagai bagian korupsi dan pencucian uang.

Pernyataan itu dikemukakan Ricky Avenzora menanggapi adanya dugaan kampanye hitam yang dilontarkan LSM asing terkait penyebab kebakaran hutan di Indonesia. Dimana LSM asing menuding perkebunan kelapa sawit oleh korporasi merupakan penyebab pembakaran hutan adalah merupakan sikap hipokrit dan bentuk tidak objektif terhadap data yang ada.

Menurut Pakar Kehutanan IPB ini, berdasarkan data yang ada, kebakaran hutan tahun 2015 terjadi paling banyak di lahan yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Indonesia, bukan pada areal kelapa sawit. Begitu juga pada tahun ini, justru luas areal lahan hutan terbakar yang jadi tanggung jawab pemerintah semakin lebih banyak dari tahun sebelumnya.

Ricky mengungkapkan, sikap hipokrit LSM asing tersebut dapat di deteksi dari beberapa hal, antara lain, sumber pendanaan aktivitasnya, kinerja riil mereka, obyektivitas berpikir dan orientasi tujuannya. Ricky tidak menampik pentingnya konservasi dan kualitas lingkungan hidup, khususnya pada perkebunan kelapa sawit, tetapi isu yang disuarakan LSM asing harus dipahami sebagai bentuk yang tidak produktif terhadap kebutuhan Indonesia.

“Kalau mereka masih menggantungkan pendanaan dari berbagai negara asing sebagai donornya, maka mereka tidak bisa mengelak dikatakan sebagai antek-antek bangsa asing di Indonesia,” ucap Ricky.

Terkait salah satu bentuk kampanye hitam yang dilakukan LSM asing seperti pernah disuarakan Mighty beberapa waktu lalu yang menuduh kebakaran hutan di Papua tahun 2015-2016 akibat ulah perkebunan kelapa sawit. Menanggapi itu, Ricky mengatakan, LSM Mighty telah melakukan kesalahan akademis.

Berdasarkan penelusuran di jejaring media sosial maupun laman resmi Mighty, organisasi itu dibentuk oleh Center for International Policy dan bekerjasama dengan Waxman Strategies, sebuah konsultan politik besutan Henry Waxman mantan Senator Amerika Serikat.

Dia berpendapat, negara asing, misalnya seperti Amerika Serikat, sudah panik dan kehilangan akal sehat untuk memenangkan persaingan dagang global. Negara asing amat takut terhadap produk kelapa sawit di tingkat perdagangan global sebab dapat menurunkan nilai dan jumlah permintaan berbagai produk minyak nabatinya maupun kartel perdagangan yang dinikmati selama ini.

“Jika Indonesia bisa menaikkan produksi kelapa sawit hingga 15% saja, maka negara asing bisa terancam kehilangan nilai dagang mencapai 30%,” ucap Ricky. (*)

 Komentar

 Terbaru

News12 Juli 2025 18:17
Indosat Perkuat Kehandalan Jaringan di Event Beautiful Malino 2025
GOWA – Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) melalui brand IM3 dan Tri kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pariwisata lokal d...
News12 Juli 2025 17:37
Komdigi Prakarsai AI Center of Excellence- Indosat, Cisco dan NVIDIA untuk Perkuat Daya Saing AI Nasional
JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia (Komdigi) secara resmi meluncurkan Indonesia’s AI Center of Excellence, ekosistem ...
News12 Juli 2025 12:44
Momentum Harkopnas Ke-78, Wabup Pinrang Launching Koperasi Merah Putih
PINRANG — Wakil Bupati (Wabup) Pinrang, Sudirman Bungi memimpin langsung upacara peringatan Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) ke-78 Tahun 2025 yang...
Hukum & Kriminal12 Juli 2025 12:10
Kejari Pinrang Selidiki Dugaan Tambang Ilegal Yang Beroperasi Tanpa Izin
PINRANG — Kejaksaan Negeri (Kejari) Pinrang melalui Seksi Pidana Khusus (Pidsus) menelusuri aktivitas tambang di wilayah Kabupaten Pinrang iyang...