MAKASSAR – Sejarah baru terwujud di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (27/6/2018). Calon tunggal wali kota Makassar kalah dari kotak kosong.
Berdasarkan perhitungan cepat atau quick count beberapa lembaga survei pada Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Makassar, calon tunggal Munafri Arifuddin-Andi Rahmatika Dewi (Appi-Cicu) kalah dari kotak kosong.
Hasil quick count itu dari Celebes Research Center yang dilaksanakan pada hari Rabu (27/6/2018) sekira pukul 20.49 Wita, di Four Points by Sheraton Makassar, dari data 94%. Dimana Kolom Kosong mendapat perolehan suara sebanyak 53,57% dan Paslon Walikota Appi-Cicu mendapat 46,43%. Juga dari Jaringan Suara Indonesia (JSI) dan Lingkaran Survei Indonesia (LSI).
Baca Juga :
Berdasarkan hasil quick count tersebut, Direktur CRC Kota Makassar Herman Heizer menyatakan bahwa kotak kosong memenangkan Pilkada Makassar sebelum perhitungan resmi KPU diumumkan.
Pada pilkada Makassar ini, CRC melakukan perhitungan suara secara real count. Menurut perhitungannya, di seluruh TPS di Kota Makassar telah menyatakan kotak kosong menang.
“Real count yang kami lakukan, karena semua TPS sudah ada hasilnya. Semua TPS sudah ada hasil perhitungan suaranya. Baik real count yang kami lakukan dan quick count yang dilakukan beberapa relawan kami, semua sama menyebutkan bahwa kotak kosong unggul dengan angka 53 persen dan 46 persen untuk calon tunggal,” kata Herman.
Dirinya juga menyebutkan, bahwa unggulnya kotak kosong dari calon tunggal dari Kota Makassar merupakan sejarah baru di Indonesia.
Dimana untuk Pilkada untuk skala kota besar, baru kali ini ada calon tunggal dikalahkan oleh kotak kosong.
“Kota Makassar cetak sejarah baru di Indonesia, calon tunggal kalah dari kotak kosong. Untuk skala Kabupaten, pernah ada kotak kosong kalahkan calon tunggal di Maluku,” bebernya.
Dengan keunggulan kotak kosong di Pilkada serentak 2018, sambung Herman Makassar kembali akan menggelar Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota pada Pilkada selanjutnya di tahun 2020.
Sementara menurut salah seorang warga bernama Dedek (40), kemenangan Kotak Kosong juga merupakan sejarah dalam demokrasi, dimana partai pengusung calon tunggal dikalahkan.
“Kalau dipikir berapa banyak jumlah Partai pengusung Appi-Cicu, tapi semua terkalahkan oleh kolom kosong. Ini bisa menjadi dijadikan bukti jika rakyat mulai tidak percaya dengan partai politik. Mestinya ini dijadikan evaluasi bagi partai politik yang ada di Indonesia” ujarnya singkat. (*)
Komentar