MAKASSAR – Setelah mendapat pujian dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) atas pertumbuhan ekonomi Sulsel yang mencapai rata rata 7 persen, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo tak jumawa.
Bupati Gowa dua periode ini mengatakan, semua ini karena hasil kerja sama seluruh pihak. “Ini tentu kerja kerja baik dari seluruh kepala daerah yang mampu menggerakkan roda perekonomian dan mampu menekan laju inflasi,” ujar Syahrul YL di sela sela pertemuan dengan Wakil Presiden RI Muhammad Jusuf Kalla (JK) di Dinas Pendidikan Sulsel, Jumat (28/7/2017).
Sekadar diketahui, rata rata pertumbuhan ekonomi Sulsel saat ini mencapai di atas 7 persen. Tentu angka ini di atas angka rata rata pertumbuhan ekonomi secara nasional.
Baca Juga :
“Pak presiden sudah memuji itu atas kenaikan pertumbuhan ekonomi di Sulsel. Tinggi pak presiden bilang,” tambahnya.
Sekadar diketahui, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dari total pertumbuhan ekonomi se Sulsel, ternyata yang memiliki pertumbuhan ekonomi paling tinggi akhir 2016 lalu adalah Kabupaten Sidrap.
Kabupaten yang dinahkodai H Rusdi Masse (RMS) sebagai Bupati Sidrap dua periode ini telah membawa Sidrap dengan memimpin angka pertumbuhan paling tinggi di Sulsel yakni 9,3 persen. Jauh dari angka rata rata pertumbuhan nasional 5 persen dan angka pertumbuhan ratarata provinsi 7 persen
“Semua kabupaten punya kontribusi besar, termasuk Sidrap yang memang tinggi angka pertumbuhannya dari tahun ke tahun,” puji Syahrul.
Bukan hanya angka pertumbuhan ekonomi, angka kemiskinan pun Sidrap paling terendah di antara seluruh kabupaten se Sulsel. Hanya 5,4 persen dari jumlah penduduk 280-an ribu jiwa.
Atas hal itu, BPS berasumsi bahwa gini ratio di Sidrap pasti paling rendah dengan asumsi pertumbuhan ekonomi “selangit” tapi angka kemiskinan paling rendah. Berarti ada pemerataan dalam pertumbuhan ekonomi. Ekonomi tidak dimiliki oleh kalangan elite saja.
Satu lagi, sejumlah kebijakan Pemerintah Kabupaten Sidrap di bawah garis komando Rusdi Masse berpihak pada rakyat termasuk postir APBD menggambarkan lebih banyak belanja pembangunan dibanding belanja pegawai atau rutin. Ditambah lagi program pengentasan kemiskinan Sidrap yang melibatkan Akademisi Unhas. (*)
Komentar