SIDRAP – Masyarakat Kabupaten Sidrap diminta selektif dalam membeli daging sapi. Pasalnya, daging bangkai sapi dipastikan sudah beredar di pasaran.
Beredarnya bangkai sapi secara bebas di Sidrap itu dibuktikan dengan diamankannya dua ekor sapi jantan yang sudah mati oleh aparat Polsek Panca Lautang Polres Sidrap, Senin (29/2/2016).
Dua ekor sapi jenis sapi Bali itu ditemukan polisi saat coba diangkut oleh lelaki Salimin (40), warga asal Kelurahan Amparita Kecamatan Tellu Limpoe Sidrap, menggunakan mobil pixk up Daihatsu Grand Max warna hitam bernomor polisi DP 8649 AB.
Baca Juga :
Untuk keamanan, Barang Bukti (BB) berupa dua ekor sapi jenis sapi bali itu langsung dimusnahkan setelah polisi dan Dinas Peternakan Sidrap memastikan kedua ekor sapi itu tak layak dikonsumsi manusia.
Kapolres Sidrap, AKBP Anggi Naulifar Siregar dalam keterangannya, membenarkan penemuan dua ekor sapi mati tersebut. Untuk itu kata Anggi, penanganannya ia serahkan sepenuhnya ke Dinas terkait Pemkab Sidrap.
“Kapolsek sudah melaporkan kasus itu, dan saya intruksikan untuk lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap warga yang punya ternak sapi. Kalau perlu, keberadaan hewan dicek dan di evaluasi setiap tiga hari untuk memastikan tidak ada lagi kasus sapi mati yang daging bangkainya diperdagangkan,” tegas Anggi.
Sementara itu, Kapolsek Panca Lautang AKP Saharuddin menambahkan, sebagai langkah tindaklanjut, pihaknya masih memeriksa dan meminta keterangan sopir mobil tersebut.
“Salimin, Sopir mobil yang kami amankan bersama BB, saat ini masih menjalani pemeriksaan. Salimin tertangkap tangan memuat dua ekor bangkai sapi yang diduga dagingnya akan kembali diperjualbelikan,” terang AKP Saharuddin.
Menurut Saharuddin, dari keterangan Salimin, dua ekor sapi mati tersebut akan dibeli oleh Lelaki Rijal (27), seorang pedagang sapi warga jalan Singa Kelurahan Lautang Benteng Kecamatan Maritenggae Sidrap dari Lakube (75), seorang Petani, warga Kelurahan Bilokka Kecamatan Panca Lautang.
Hal itu dibenarkan Lakube, sebagai pemilik sapi saat ikut dimintai keterangannya oleh penyidik. Lakube mengatakan, karena sakit, kedua sapinya tersebut ia jual kepada Rijal yang berprofesi sebagai pedagang sapi.
“Rijal sudah mengetahui kalau kedua sapi saya ini sakit, namun ia tetap mau membelinya meski dengan harga murah senilai dua juta per ekornya,” ungkap Lakube. (*)
Komentar