MAKASSAR – Orang tua merupakan guru pertama dan utama bagi anak. Sekaitan dengan itu, para orang tua dan calon orang tua harus terus belajar menyiapkan diri menjadi orang tua hebat.
Praktisi perkembangan anak dan remaja, Nyi Mas Diane W, S.PSi di talkshow pendidikan orang tua hebat di Auditorium Sekolah Islam Athirah, Jalan Kajaolaliddo, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (1/7/2018) mengatakan, mendidik anak, laiknya disesuaikan dengan kondisi zaman. Menurut ia, zaman saat ini telah berubah. Anak-anak tidak hidup di zaman anda.
Seseorang yang hendak menjadi profesional perlu menempuh pendidikan di bangku sekolah. Demikian halnya, para orang tua dan calon orang tua seharusnya menyiapkan diri. Namun pada faktanya, profesi orang tua tidak disiapkan sejak dini.
Baca Juga :
“Sehingga dalam perjalanan mengarungi bahtera rumah tangga, terjadi masalah yang dialami suami isteri. Anak kecanduan narkoba atau pornografi,” ujar Diane.
Talkshow yang diikuti para guru dan orang tua ini diselenggarakan Keluarga Peduli Pendidikan (Kerlip). Selain Nyi Mas Diane W, tampil sebagai pembicara Leader of Google Educator South Sulawesi, Amal Hasan. Kegiatan ini bertajuk “Solusi Cerdas Optimalkan Potensi Anak di Era Milenial”.
Nyi Mas Diane W mengungkapkan, permasalahan yang dihadapi anak di era milenial saat ini diantaranya kecanduan gawai, penyalahgunaan narkoba, dan pornografi. Untuk itu, ia mengingatkan untuk melindungi anak-anak dari ancaman teknologi, tetapi jangan menghalangi anak dari manfaat gawai.
“Buat sesuatu yang bermanfaat, seperti entrepreneurship, sehingga ada benefit yang kita ambil dari gawai,” tutur Diane.
Lanjut Diane, bila orang tua memberi gawai kepada anak sebelum baligh (remaja) dan memberinya gizi yang baik, maka hormon di dalam tubuh anak bergerak 20 kali lebih cepat.
“Dahsyatnya gawai, memicu pubertas lebih awal,” ucapnya.
Ihwal pornografi, Diane mengatakan, bahayanya sama seperti orang yang geger otak. Narkoba merusak tiga bagian otak manusia. Adapun pornografi merusak lima bagian otak.
Kecanduan pornografi susah sekali disembuhkan. Tahapan pornografi dimulai dari kecanduan. Setelah itu, eskalasi peningkatan kualitas dan kuantitas.
“Akhirnya terjadi kekerasan seksual, suka sama suka, atau penyimpangan seksual,” ungkap Diane.
Games kekerasan memicu keluarnya hormon racun yang membuat otak menjadi rusak. Begitu orang tua memberikan games kekerasan, paparan kekerasan, atau yang mengandung unsur kekerasan kepada anak atau orang dewasa, maka tubuh anak menjadi tegang. (*)
Komentar