MANILA – Setidaknya 14 orang tewas dalam serangan bom di kota Davao, Filipina selatan. Wali Kota Davao menyebut kelompok radikal Abu Sayyaf melakukan serangan di kota asal Presiden Rodrigo Duterte itu.
“Kantor presiden telah mengirimkan pesan dan mengkonfirmasi bahwa itu sebuah pembalasan Abu Sayyaf. Bagi pihak pemerintah kota ini, kami bekerja atas dasar bahwa ini pembalasan Abu Sayyaf,” ujar Wali Kota Davao Sara Duterte, yang merupakan putri Presiden Duterte.
Dikutip dari detik.com, Menteri Pertahanan Nasional Delfin Lorenzana juga merilis statemen yang menyatakan, dirinya yakin bahwa Abu Sayyaf yang telah menyatakan sumpah setia pada kelompok ISIS, telah melakukan serangan bom di pasar malam di Davao pada Jumat, 2 September.
Baca Juga :
“Meski belum ada yang muncul untuk mengklaim aksi itu, kami hanya bisa mengasumsikan bahwa ini dilakukan kelompok teroris Abu Sayyaf yang telah mengalami banyak korban jiwa di Jolo dalam beberapa pekan terakhir,” tutur Lorenzana seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (3/9/2016).
“Kami telah menduga ini dan telah mengingatkan pasukan kami, namun musuh juga mahir memanfaatkan ruang demokrasi yang diberikan konstitusi kita untuk bergerak bebas dan leluasa menabur teror,” imbuhnya.
Pekan lalu, Duterte telah memerintahkan operasi penyerangan besar-besaran terhadap Abu Sayyaf di sarang mereka di Pulau Jolo, sekitar 900 kilometer dari Davao.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Nasional Ronald dela Rosa mengatakan, Abu Sayyaf merupakan fokus utama penyelidikan terkait serangan bom di Davao. Namun dia tidak serta merta menyalahkan kelompok militan tersebut, karena sejumlah petunjuk lainnya juga tengah diselidiki. (*)
Komentar