Logo Lintasterkini

Produksi Beras Nasional Diperkirakan Surplus 3,66 Juta Ton

Andi
Andi

Senin, 05 April 2021 23:44

Babinsa Kelurahan Marawi Kodim1404/Pinrang, Sertu Muhammad Yunus saat membantu petani warga binaannya yang lagi panen
Babinsa Kelurahan Marawi Kodim1404/Pinrang, Sertu Muhammad Yunus saat membantu petani warga binaannya yang lagi panen

JAKARTA — Produksi beras dalam negeri diperkirakan masih akan surplus 3,66 juta ton hingga Mei 2021. Petani masih dalam masa panen raya padi hingga beberapa waktu ke depan.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi mengatakan, luas panen pada Januari hingga Mei sebesar 5,37 hektare. Ini diprediksi bisa memproduksi habah kering giling (GKG) sebanyak 27,72 ton atau setara 15,89 juta ton beras.

Suwandi menambahkan perkiraan konsumsi beras untuk seluruh masyarakat Indonesia pada periode Januari hingga Mei 2021 sebanyak 12,24 juta ton. Dengan begitu, produksi beras berpotensi surplus sebanyak 3,66 juta ton sebelum pertengahan tahun 2021.

Untuk produksi beras di sisa tahun 2021 akan dilakukan target tanam di masa tanam kedua tahun ini yaitu mulai dilakukan pada bulan April hingga September 2021 di total luas lahan 5,16 juta hektar. Penanaman padi di masa tanam kedua ini diprediksi akan dipanen pada bulan Juli hingga Desember 2021.

Suwandi mengungkapkan  produktivitas gabah di Indonesia tahun 2020 sebesar 5,19 ton per hektare. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi gabah kering giling (GKG) Indonesia pada tahun 2020 sebanyak 54,65 juta ton atau setara beras 31,33 juta ton yang dihasilkan dari luas lahan panen 10,66 juta hektar.

Total kebutuhan beras untuk konsumsi masyarakat Indonesia dalam setahun sebanyak 29,37 juta ton, sehingga secara nasional produksi beras surplus sebanyak 1,97 juta ton hingga akhir tahun 2020. Sedangkan total surplus beras secara kumulatif sejak 2018 hingga 2020 sebanyak 8,72 ton.

Menurut Suwandi, produktivitas beras nasional bisa dipertahankan salah satunya atas kontribusi dari pupuk bersubsidi. “Penggunaan pupuk paling dominan komoditasnya padi. Dalam hal ini pupuk bersubsidi memberikan kontribusi terhadap produktivitas,” kata Suwandi.

Berdasarkan kajian Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP) pada tahun 2020, penggunaan pupuk urea, SP-36, dan NPK berpengaruh positif dengan nilai elastisitas 0,026, yaitu apabila penggunaan pupuk meningkat 10 persen maka produksi akan meningkat sebesar 0,26 persen.(*)

 Komentar

 Terbaru

Ekonomi & Bisnis03 Juli 2025 17:14
Lanjutkan Penyelarasan Bisnis Anak Perusahaan, SP Resmi Gabungkan EII BIMA
SURABAYA – PT Pelindo Jasa Maritim (SPJM) sebagai salah satu subholding PT Pelabuhan Indonesia (Persero) yang yang bergerak di bidang Marine, Equipm...
Ekonomi & Bisnis03 Juli 2025 14:04
IM3 Platinum-Erajaya Digital Hadirkan Program Super Brand Day di Makassar
MAKASSAR – Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) melalui brand IM3 kembali memperkuat kolaborasinya dengan Erajaya Digital melalui progra...
News03 Juli 2025 12:40
Di Forum WCSMF Vienna, Munafri Arifuddin Gaungkan Makassar Kota Inklusif dan Berkelanjutan
VIENNA, AUSTRIA – Dalam rangka memperkuat peran Kota Makassar di kancah internasional, Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menghadiri World C...
Ekonomi & Bisnis03 Juli 2025 12:07
Kalla Toyota Terima Penghargaan dari Polda Sulsel Atas Dukungan Aktif Terhadap Tugas Kepolisian
MAKASSAR – Kalla Toyota menerima penghargaan dari Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi aktif dalam menduk...