MAKASSAR — Ekstrak kulit bawang merah bisa diolah menjadi berbagai macam obat. Salah satunya gel nanoseptik untuk penanganan infeksi nanokomial di rumah sakit.
Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (Stifa) Makassar mengembangkan itu. Inovasi mereka bahkan lulus pada Program Kegiatan Mahasiswa (PKM) Kemendikbud 2021.
Judul penelitian yang mereka angkat yakni “Inovasi Gel Nanoseptik Bahan Dasar Ekstrak Kulit Bawang Merah Solusi Penanganan Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit”.
Baca Juga :
Mereka adalah Jumira, Azhiza Maha Putri Umar, dan Mut’mainnah. Sementara dosen pendampingnya adalah Ismail.
Ketua tim, Jumira menuturkan, ekstrak kulit bawang merah yang mengering kaya akan serap dan flavanoid serta antibakteri terhadap S aureus dan E coli. Selain itu, juga mengandung senyawa prostaglandin yang secara alami bekerja sebagai antiinflamasi.
“Ekstrak kulit bawang merah mempunyai daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri. Konsentrasi yang digunakan sebesar 5 persen dan diameter zona hambat 7,00 mm,” paparnya, Senin (5/7/2021).
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan memperkenalkan lebih luas kepada masyarakat mengenai peran ekstrak kulit bawang merah (Allium cepa L.) sebagai penanganan infeksi nosokomial.
“Ini merespons inveksi yang terjadi pasca tiga hari perawatan di rumah sakit. Misalnya dia tidak sakit ginjal tapi setelah tiga hari perawatan dia terkena infeksi yang didapatkan setelah mendapat perawatan di rumah sakit,” ujarnya.
Ia menambahkan, bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah aquadest, hidroksietil selulosa, DMDM hydantoin, ekstrak kulit bawang merah, gliserin, kertas millimeter blok, medium nutrient agar, menthol, kitosan, polysorbat, Tripolifosfat, Staphylococcuc aureus, dan TEA.
“Nanti hasilnya akan menjadi seperti hand sanitizer. Dia digunakn dengan cara disemprot. Mirip-mirip tetapi efektivitasnya lebih baik daripada menggunakan bahan alkohol,” sebutnya.(*)
Komentar