JAKARTA — Ternyata, kepatuhan menjalankan protokol kesehatan secara bersama-sama terbukti dapat menekan laju penularan COVID-19. Hal ini bisa dilihat dari Data satgas COVID-19 pada 24 Januari 2021 menunjukkan, bahwa Kabupaten/Kota yang masuk zona merah memiliki tingkat kepatuhan memakai masker dan menjaga jarak kurang dari 60%.
Sementara Kabupaten/Kota yang masuk zona hijau memiliki tingkat kepatuhan terhadap protokol Kesehatan mencapai 91-100%. Dengan menjalankan 3M: Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak terbukti mampu menurunkan risiko tertular COVID-19 hingga 85%.
Ini adalah upaya paling efektif untuk saat ini ditambah pula dengan mengikuti program vaksinasi nanti Ridwan Kamil (RK), Gubernur Jawa Barat menyampaikan, pemerintah pusat dan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) mempunyai aplikasi pelaporan protokol kesehatan.
Baca Juga :
Aplikasi kepatuhan protokol kesehatan ini didownload TNI, Polri, dan Satpol PP agar bisa melapor pantauan keramaian di ruang publik berbasis foto. Hasilnya dilaporkan secara mingguan. Kesimpulan mingguan tersebut yang menghasilkan persentase.
“Hasilnya luar biasa, daerah yang sebelumnya sempat merah seperti Kabupaten Tasik, sekarang sudah keluar dari zona merah karena termotivasi oleh temuan data ini,” papar Ridwan Kamil, Kamis (4/1/2021).
Dengan menerjunkan ribuan TNI, Polri, dan Satpol PP Pemerintah Provinsi Jawa Barat meramu penegakan dengan bantuan metode aplikasi. Diungkapkan RK, di awal Januari 2021 kepatuhan memakai masker masyarakat di Jawa Barat hanya berkisar 50%. dan kini meningkat sudah sekitar 83%.
Ridwan Kamil menggambarkan situasi pandemi saat ini seperti kondisi perang Kondisi saat ini kita berperang melawan COVID-19, perang darurat melawan musuh bersama yaitu pandemi. Kalau situasi darurat, semua orang wajib melakukan bela negara.
Ada yang bela negara sesuai profesinya seperti tenaga kesehatan, bela negara dengan ilmunya mencari solusi melalui penemuan vaksin. Ada juga bela negara dengan tenaganya menjadi relawan.
“Sisanya bela negara dengan tidak menjadi korban dengan cara menghindari musuh yang ada di kerumunan, ramainya pergerakan, dan menghindari berita bohong yang provokatif,” pesannya.
Sementara itu, dr. Falla Adinda, dokter sekaligus tim penanganan Covid-19 mengatakan penularan COVID-19 ini bisa dicegah dengan 3M, hal ini sudah menjadi penelitian yang valid. Artinya, penularan itu bisa ditekan dengan konsisten bersama-sama, secara bergotong royong dalam satu waktu dalam menjalankan aturan protokol kesehatan.
“Menjalankan dan mematuhi protokol kesehatan itu, tidak bisa saya saja, kamu saja, atau pemimpin daerahnya saja, tapi seluruh masyarakat harus melakukan secara bersama-sama,” ujar dr. Falla Adinda.
dr. Falla berpesan secara sederhana kadang-kadang kita kecolongan justru saat beraktivitas misalnya, saat makan, saat berolahraga. Jika diprosentasekan memang 90% masyarakat disiplin memakai masker, tapi hanya di dalam ruang publik.
“Itulah kenapa protokol kesehatan justru harus dipegang terus, dijalankan terus meski di dalam rumah bersama keluarga dan kita sebut ini sebagai adaptasi kebiasaan baru,” terangnya.
Tidak lupa, dr. Falla juga mengingatkan untuk melakukan 3M dan nanti saat kita divaksinasi untuk senantiasa bersama-sama. Jadilah manusia yang bertanggung jawab dan bermartabat saat kita keluar rumah.
“Jagalah diri sendiri, jagalah keluarga kita dan jagalah orang lain, dengan mematuhi protokol kwsehatan dan ikut menyukseskan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 demi memutus mata rantai penyebaran pandemi ini,” tutupnya. (*)
Komentar