MAKASSAR — Persiapan sekolah tatap muka terus dimatangkan. Dinas Pendidikan (Disdik) Makassar telah menurunkan tim verifikator di setiap sekolah.
Tim tersebut berjumlah sekitar 200 orang. Mereka disebar di 14 kecamatan untuk meninjau dan memastikan setiap sekolah memenuhi standar untuk membuka sekolah tatap muka.
“Verifikator itu semua pegawai, baik negeri maupun kontrak, termasuk didalamnya itu pengawas sekolah. Kami turunkan di 14 kecamatan, untuk melakukan verifikasi dan validasi syarat tatap muka,” ujar Plt Kepala Dinas Pendidikan, Nielma Palamba, Selasa (8/6/2021).
Baca Juga :
Nielma mengatakan, tim verifikator tersebut telah diturunkan sejak (3/6/2021) lalu, dan rencananya akan selesai pada (15/6/2021) mendatang.
“Saya beri waktu sampai tanggal 15 Juni, cukup lama juga sih, karenakan mereka harus benar-benar memastikan,” jelasnya.
Kata Nielma, ada 46 indikator terdiri dari 4 komponen, yang akan ditanyakan ke sekolah-sekolah untuk memastikan kesiapan mereka dalam melakukan pembelajaran tatap muka.
Pertama administrasi, kedua adanya jadwal pembelajaran, ketiga adalah fasilitas, dan keempat adalah faktor resiko.
“Administrasi itu misalnya, adanya tim gugus covid di setiap sekolah,” jelasnya
Kedua, terkait dengan pembelajaran, Nielma mengatakan, sekolah harus memastikan jadwal atau roster mata pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik.
“Kalau SD itu maksimal dua jam, kalau SMP maksimal 3 jam. Itu yang harus disiapkan oleh guru dan satuan pendidikan,” katanya
Ketiga adalah fasilitas, setiap sekolah harus memastikan sekolah itu bersih aman. Misalnya tersedianya sarana cuci tangan, kemudian memastikan adanya toilet yang bersih,sumber air yang jelas, seperti itu.
Terakhir, memastikan seluruh guru dan tenaga pendidikan sudah dilakukan vaksinasi.
“Masih banyak komponen lain, tapi intinya itu ada 46 listing yang harus diverifikasi, yang disediakan oleh verifikator,” terangnya
Untuk memudahkan tim verifikator, Disdik telah membekali mereka dengan aplikasi.
“Kami bekali merek dengan aplikasi, untuk memudahkan melakukan ceklist 46 indikator, itu yang harus dipenuhi oleh sekolah untuk boleh melaksanakan sekolah tatap muka,” kata Nielma.
Namun, Nielma menjelaskan jika pembelajaran tatap muka, juga harus meminta persetujuan dari orang tua siswa.
“Itu masuk ke indikator resiko, kami ingin anak – anak yang masuk ini sehat. Kalau tidak sehatkan beresiko. Jadi pernyataan orang tua itu untuk memastikan anaknya sehat,” jelasnya
Sehingga, orang tua siswa berhak untuk menolak untuk mengikutkan anaknya dalam pembelajaran luring.
“Iya itu semua orang tua yang tahu, bukan guru. Apalagi sudah satu tahun tidak bertemu,” ucapnya.
Lanjut Nielma, untuk memastikan kesehatan siswa, pihak Pemerintah Kota Makassar akan melakukan testing kepada siswa sebelum mereka masuk belajar.
“Dari program Makassar Recover, pak walikota memiliki program untuk testing terhadap siswa yang akan masuk belajar tatap muka, dengan test antigen. Sudah disiapkan sekitar 300 ribu alat antigen, untuk disiapkan kepada anak anak,” katanya.
Ia pun menerangkan, jika bisa atau tidaknya suatu sekolah melakukan pembelajaran tatap muka, tergantung dari hasil verifikasi.
Sehingga ia mengimbau agar tim Verifikator tetap berintegritas dalam menjalankan tugasnya, jika memang belum memenuhi syarat.
“Jangan dipaksakan, karenakan kesehatan di atas segalanya. Makanya verifikator yang turun ini sudah saya wanti-wanti, jangan tidak memenuhi malah ditulis memenuhi,” tutupnya.
Diketahui, proses penerimaan siswa baru atau yang dikenal dengan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2021 di Kota Makassar akan dibuka pada 21 Juni 2021 mendatang.(*)
Komentar