JAKARTA — Kabar yang cukup menggembirakan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pasalnya, saat ini vaksin COVID-19 buatan Sinovac sebanyak 1,2 juta dosis telah tiba di Indonesia, Minggu (6/12/2020) malam.
Vaksin tersebut sebagai bentuk upaya keras pemerintah Indonesia menghentikan penyebaran virus corona ini. Pasalnya, dengan menyuntikkan vaksin ke dalam tubuh hal itu sebagai upaya membangun kekebalan tubuh dari virus Corona.
Meski demikian vaksin jadi yang telah tiba di Indonesia tersebut belum bisa langgsung disuntikkan pada kelompok masyarakat. Vaksin Sinovac yang dinamai CoronaVac itu perlu lebih dahulu menjalani rangkaian uji oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) selaku regulator obat di Indonesia untuk mendapat izin guna darurat/emergency use authorization (EUA).
Baca Juga :
Untuk diketahui, Pemerintah telah mengidentifikasi dan menjajaki kerjasama dengan 4 produsen vaksin yakni Sinovac, Sinopharm dan CanSino dari Tiongkok, kemudian AstraZeneca dari Inggris. Dari keempat produsen tersebut, seluruhnya telah memberikan komitmen untuk mengirimkan vaksin COVID-19 bagi Indonesia.
Untuk produsen AstraZeneca, dari hasil kunjungan Indonesia ke Inggris dan Swiss didapati komitmen bahwa mereka sanggup memberikan sebanyak 100 juta dosis, yang rencananya akan mulai diberikan secara bertahap terhitung mulai Maret 2021.
Selanjutnya, untuk Sinovac telah memberikan komitmen untuk memberikan 3 juta vaksin siap pakai yang akan dikirim secara bertahap yakni 1,5 juta pada November dan 1,5 juta pada Desember mendatang.
Dengan pemberian dual use, apabila satu orang diberikan 2 kali suntikan maka jumlah tersebut dapat digunakan untuk 1,5 juta orang. Pada 2021, Sinovac berkomitmen untuk mengirimkan secara bertahap bahan baku pembuatan vaksin. Dari Sinovac ini, produsen vaksin tersebut akan memberikan kesempatan bagi BUMN PT. Bio Farma untuk memproduksi vaksin ini di Indonesia.
Selanjutnya dari Sinopharm berkomitmen untuk memberikan 15 juta dosis vaksin kepada Indonesia pada Desember 2020. Dengan pemberian dua kali vaksinasi, maka jumlah tersebut bisa diberikan untuk 7,5 juta orang.
Di samping Tiongkok, Vaksin dari Sinopharm saat ini telah menyelesaikan uji klinis fase 3 termasuk di Tiongkok, Uni Emirat Arab (UEA) dan Turki. Bahkan otoritas di Tiongkok dan UEA telah mengeluarkan izin penggunaan vaksin tersebut.
Menyusul dengan perizinan yang telah dikeluarkan, pemerintah Indonesia berupaya meminta data sharing untuk selanjutnya dipelajari oleh BPOM bersama MUI dan Kemenag. Kandidat vaksin terakhir dari Tiongkok yang dijajaki oleh Indonesia adalah CanSino.
Vaksin tersebut telah diuji di negara Arab Saudi dan Kanada. Untuk menjamin keamanan produk, Emergency Use Authorization (EUA) telah dikelurkan oleh otoritas setempat.
Merujuk pada komitmen dari ketiga produsen tersebut, Pemerintah mencatat sebanyak 9,1 juta vaksin akan tersedia hingga akhir 2020. Adapun kepastian mengenai waktu ketersediannya, bergantung pada Emergency Use Authorization yang dikeluarkan oleh BPOM serta rekomendasi kehalalan dari MUI dan Kemenag. (*)
Komentar