Logo Lintasterkini

Kepala BPIP Sebut Pancasila Telah Dibunuh oleh Agama 

Supriadi Lintas Terkini
Supriadi Lintas Terkini

Rabu, 12 Februari 2020 12:54

Presiden Joko Widodo melantik Yudian Wahyudi sebagai Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Istana Negara. (Ist)
Presiden Joko Widodo melantik Yudian Wahyudi sebagai Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Istana Negara. (Ist)

JAKARTA–Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Prof Yudian Wahyudi mengatakan bahwa secara administratif sejak era reformasi pancasila telah dibunuh.

Menurut Yudian pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara telah diterima oleh mayoritas masyarakat, seperti tercermin dari dukungan dua ormas Islam terbesar, NU dan Muhammadiyah sejak era 1980-an.

Namun memasuki era reformasi, kata Yudian, kebebasan partai politik untuk memilih selain Pancasila, seperti Islam. Hal ini sebagai ekspresi pembalasan terhadap Orde Baru yang dianggap semena-mena.

“Dari situlah sebenarnya Pancasila sudah dibunuh secara administratif,” kata Yudian seperti dilansir dari detik.com, Rabu (12/02/2020).

Yudian menjelaskan bahwa terlihat saat ini kebanyakan kelompok yang mereduksi agama sesuai kepentingannya sendiri yang tidak selaras dengan nilai-nilai Pancasila. Akhirnya, lanjut Yudian, muncul kaum minoritas yang merasa diri menjadi mayoritas.

Salah satu contoh, kata Yudian, dengan adanya gerakan seperti Ijtima Ulama untuk menentukan arah dukungan terhadap calon pemimpin atau presiden tertentu. Sehingga, Yudian mengatakan bahwa agama adalah musuh terbesar pancasila.

“Si Minoritas ini ingin melawan Pancasila dan mengklaim dirinya sebagai mayoritas. Ini yang berbahaya. Jadi kalau kita jujur, musuh terbesar Pancasila itu ya agama, bukan kesukuan,” ungkap Yudian.

Namun disisi lain, lanjut Yudian, tidak semua organisasi agama bisa merusak pancasila. Dia menyebut soal NU dan Muhammadiyah yang katanya bisa sejalan dengan pancasila.

“Pancasila juga mestinya bisa menjadi acuan dalam menjalankan nilai keagamaan. Namun untuk menuju arah tersebut ada aturan main yang harus dilaksanakan,” ujarnya.

Ia pribadi juga mengaku menerima amanah sebagai Kepala BPIP menggantikan Yudi Latief yang mengundurkan diri pada Juni 2018, sebagai bentuk jihad dalam upaya mempertahankan NKRI.

“Olehnya itu untuk mewujudkannya kita butuh sekularitas bukan sekularisme. Artinya soal bagaimana aturan mainnya kita sendiri yang harus menentukannya,” terangnya. (*)

Penulis : Supri Alias Adi

 Komentar

 Terbaru

News29 November 2024 23:10
Frederik Kalalembang Temui Kapolda Sulsel, Soroti PT Masmindo dan Apresiasi Keamanan Pilkada
MAKASSAR – Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Irjen Pol (Purn) Frederik Kalalembang, mengadakan pertemuan dengan Kapolda Sulawesi Selatan, ...
News29 November 2024 20:45
Bumi Karsa Tuntaskan Penanaman 5.500 Pohon di Sulawesi, Jawa hingga Sumatera
MAKASSAR – Bumi Karsa kembali menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan. Penanaman 5.500 pohon telah dilakukan pada berbagai pro...
Ekonomi & Bisnis29 November 2024 20:39
Dorong Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan, OJK Sulselbar-BPS Kembali Gelar SNLIK 2025
MAKASSAR – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulsel Sulbar bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulsel dan BPS Provinsi Sulbar ke...
News29 November 2024 14:04
PPDB Sekolah Islam Athirah Dibuka Mulai 1 Desember 2024
MAKASSAR – Sekolah Islam Athirah membuka Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2025/2026 mulai 1 Desember 2024. Total kuota yang dis...