PINRANG – Adi Firman (19), warga Dusun Pelita Desa Malimpung Kecamatan Patampanua Pinrang yang telah menjalani perawatan intensif di RSUD Lasinrang Pinrang sejak Kamis (10/3/2016) sore dipastikan terjangkit Bakteri Anthrax.
Selain Adi, korban Anthrax kembali bertambah lagi. Gunawan yang juga warga lokasi endemik Anthrax diduga terserang bakteri dan menjalani perawatan intensif di RSUD Lasinrang Pinrang sejak Jumat (11/3/2016) sore.
Demi keamanan, keduanya di tempatkan di ruangan khusus infeksi, terpisah dari pasien umum lainnya.
Baca Juga :
Terkait hasil diagnosisnya, dr Agussalim, dokter RSUD Lasinrang yang menangani Adi Firman dan Gunawan, Sabtu (12/3/2016) mengungkapkan, kuat dugaan jika memang kedua pasiennya itu telah terjangkit Anthrax yang ditularkan hewan ternak di kampungnya.
” Kedua pasien ini dirawat intensif di ruang perawatan khusus yakni ruang Infeksi RSUD Lasinrang. Keduanya mengaku telah berkontak langsung hewan ternak yang terserang Baktri Antraks di kampungnya,” ungkap dr Agus.
Agus Menjelaskan, berdasarkan pengakuan keduanya, sangat dimungkinkan jika mereka telah terjangkit bakteri Anthrax.
“Dari keterangan keduanya yang sudah kontak pangsung dengan hewan ternak yang mati terserang Anthrax dan melihat ciri ciri penyakit yang menyerangnya yakni benjolan gatal-gatal serta luka pada tangan dan kaki yang berwarna kehitaman, itu sama dengan ciri-ciri bakteri Anthrax apabila menyerang manusia,” jelasnya.
Ditemui di ruang perawatan khusus atau ruang Infeksi RSUD Lasinrang Pinrang, kedua korban yang sama-sama berasal dari lokasi endemik Anthrax mengakui, sempat kontak langsung dengan sapi ternak yabg terserang Bakteri Anthrax milik Sainuddin.
“Saat itu ada 22 sapi Sainuddin yang mati terkena Antraks. Saya dan Ady kemudian membantunya mengangkat sapi-sapi itu tanpa menggunakan kaos tangan pelindung,” ujar Gunawan.
Sementara Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Kabupaten Pinrang, dr Muhammad Ridha yang hendak dimintai konfirmasinya oleh sejumlah awak media, langsung menghindar dan enggan memberikan keterangannya.
Yang disayangkan, selain enggan memberikan keterangan, dr Ridha malah melarang awak media mengambil gambarnya dan sempat mempertotonkan tindakan tidak bersahabatnya dengan menutupi lensa kamera video milik salah satu awak media Televisi dengan tangannya. (*)
Komentar