MAKASSAR – Puluhan keluarga di Bontoala, Makassar, tampak sumringah ketika menerima kotak makanan bergizi. Di tengah tantangan ekonomi dan risiko stunting yang mengintai balita mereka, program “WATTUNNAMI” hadir membawa harapan baru—sebuah gerakan kolaboratif yang tak sekadar janji, tetapi aksi nyata setiap pekan.
Upaya menurunkan angka stunting di Kecamatan Bontoala kembali digencarkan. UPT Program Keluarga Berencana (KB) Kecamatan Bontoala melaksanakan pembagian makanan sehat dan bergizi bagi keluarga yang memiliki balita di Kelurahan Wajo Baru, Jumat (8/8/2025).
Kegiatan bertema “WATTUNNAMI” Warga Tanpa Stunting dengan Makanan Bergizi ini menyasar sekitar 30 keluarga yang memiliki balita berisiko stunting. Langkah ini menjadi bagian dari program intervensi langsung di tingkat kecamatan sekaligus mendorong kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang.
Dalam pelaksanaannya, UPT Pengendalian Penduduk & KB mendapat dukungan dari pelaku usaha lokal, Catering SARAS, yang turut menyalurkan 30 kotak makanan bergizi. Dukungan tersebut menjadi wujud kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta dalam memerangi stunting.
Pelaksana Tugas (Plt) UPT Pengendalian Penduduk & KB Kecamatan Bontoala, Ivan Kalalembang, menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah inisiatif kolaboratif yang berkelanjutan. “Kami tidak bisa bekerja sendiri. Kami mengajak seluruh pihak bergerak bersama menurunkan prevalensi stunting di Bontoala,” ujarnya.
Ivan juga menyampaikan terima kasih kepada Fahmi Syam, pemilik Catering SARAS yang beralamat di Jalan Pettarani No. 17, atas kontribusinya. Diketahui, setiap Jumat, SARAS menyediakan program makan sepuasnya hanya dengan Rp1.000 bagi warga kurang mampu.
Program WATTUNNAMI saat ini memasuki tahap ketiga dan ditargetkan akan menjangkau 12 kelurahan di Kecamatan Bontoala. Aksi ini tidak hanya bersifat seremonial, tetapi dirancang menjadi kegiatan mingguan setiap Jumat, dengan menu yang bervariasi termasuk tambahan susu dan makanan khusus balita.
“Kami ingin gerakan ini beresonansi luas. Sederhana, memang banyak yang telah melakukan, tetapi jika dilakukan bersama dan berkelanjutan, dampaknya akan besar bagi masyarakat,” tambah Ivan.
Kegiatan ini juga dihadiri Lurah Baraya, Nadilhira Hasyim, yang menyambut baik program tersebut. Menurutnya, upaya ini menjadi bukti nyata sinergi pemerintah dan masyarakat dalam mengatasi masalah stunting di wilayahnya.
Warga pun menyambut antusias. Salah satu ibu peserta mengaku sangat terbantu dengan bantuan ini. “Saya bersyukur sekali. Uluran tangan dari pemerintah kota sangat berarti, apalagi kami hidup pas-pasan. Kadang anak-anak hanya makan mi instan karena tidak mampu beli ikan atau sayur setiap hari,” ungkapnya haru. Dengan semangat WATTUNNAMI, UPT KB Kecamatan Bontoala bertekad menjadikan gerakan ini sebagai tonggak perubahan demi menciptakan generasi yang sehat dan kuat.(**)
Komentar