PAREPARE – Ambruknya tanggul di Jalan Jenderal Sudirman Parepare menuai sorotan keras dari sejumlah kalangan. Pasalnya, pengerjaan tanggul sepanjang 15 meter di sekitar SMK Bahari itu baru berjalan dua pekan dengan menelan anggaran sebesar Rp 27 Miliar.
Ketua Forum Masyarakat Jasa Konstruksi (FMJK) Parepare, Rahman Saleh dengan tegas mengkritisi kinerja pihak kontraktor dan konsultan pengawas proyek tersebut. Menurutnya, tanggul yang ambruk itu telah memicu pertanyaan besar masyarakat akan kredibilitas rekanan proyek dalam melaksanakan pekerjaannya.
“Konsultannya mana, kenapa hal itu bisa luput? Padahal, konsultan itu dapat jatah dua persen dari nilai proyek,” tegasnya, Kamis (15/9/2016) kepada awak media.
Baca Juga :
Rahman menyebut, insiden ambruknya tanggul dikhawatirkan akan terulang kembali pada musim penghujan nanti. Apalagi, kontur sepanjang proyek itu berbukit, curam dan labil.
“Ini makin parah, karena dititik itu harusnya tanggulnya dipasangi cakar tetapi ternyata diabaikan. Ini berbahaya kalau musim hujan,” ungkap mantan anggota DPRD Parepare ini.
Rahman Saleh yang akrab disapa Arsal juga menyoroti tidak tersedianya direksi kit proyek itu. Padahal, direksi kit sangat penting agar masyarakat bisa memperoleh segala informasi mengenai proyek tersebut.
“Termasuk soal progressnya, semuanya harusnya tercantum pada direksi kit. Sayang sekali, itu tidak ada,” tandasnya.
Untuk diketahui, tanggul pelebaran jalan Jenderal Sudirman itu ambruk usai diguyur hujan pada Selasa (13/9/2016) malam lalu. Untungnya, tidak ada korban jiwa pada peristiwa tersebut. (*)
Komentar