PANGKEP – Wakil Bupati Pangkep, Syahban Sammana secara resmi membuka pelaksanaan iktikaf Ramadhan 1438 Hijriah yang diselenggarakan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kabupaten Pangkep di Masjid Al Awwabin, Jalan Andi Caco, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, Kamis (15/6/2017) malam.
Wakil Bupati Pangkep Syahban Sammana mengemukakan, iktikaf atau beribadah di dalam masjid di 10 malam terakhir di Bulan Ramadhan perlu dikembangkan. Menurutnya, kegiatan iktikaf di masjid, terbilang jarang dilakukan.
“Saya berterima kasih pada DPD LDII Pangkep. Ini perlu menjadi contoh. Iktikaf ini perlu dimasyarakatkan di Kabupaten Pangkep. Sepanjang hidup saya, baru pertama kali saya diundang membuka pelaksanaan iktikaf. Ini hal yang langka,” sebut Syahban.
Baca Juga :
Pihaknya berharap, pelaksanaan iktikaf dapat mendorong umat Islam giat beribadah di 10 malam yang akhir di Bulan Ramadhan. Dia berharap, kegiatan iktikaf yang diselenggarakan LDII ini sebagai momen untuk memberi contoh pada Umat Islam lainnya. Pembukaan iktikaf diawali penampilan tiga anak penghafal yang melantunkan pembacaan ayat suci Alqur’an secara bersambungan
Lebih jauh, Syahban Sammana mengemukakan pentingnya membentengi anak-anak dengan Alqur’an .
“Malam ini saya merasa bahagia dan terharu karena anak-anak kita menghafal Alquran. Jika dari awal kita tidak bentengi anak-anak kita dengan Alqur’an, maka mereka akan mudah terombang-ambing di era modernisasi saat ini,” kata Syahban.
Di tempat yang sama, Ketua LDII Sulawesi Selatan Hidayat Nahwi Rasul menyatakan, nilai-nilai yang terkandung dalam Islam sangatlah Pancasilais.
“Soal ketuhanan, berlaku adil dan beraklakul karimah, menjaga persatuan, bermusyawarah, dan keadilan sosial adalah perintah agama Islam,” jelas Hidayat.
[NEXT]
Pihaknya mencontohkan, dalam hadis dikatakan, tidaklah rugi orang yang bermusyawarah. Bahkan, sila kelima Pancasila yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sangatlah Islami.
“Implementasi zakat, infak, dan sedekah jika dilaksanakan dengan baik, maka memenuhi persyarakat keadilan sosial, yaitu pemerataan,” papar anggota dewan pertimbangan MUI Sulawesi Selatan ini.
Ia memandang, apabila umat Islam secara utuh mengamalkan nilai-nilai Islam, maka sebenarnya umat Islam sekaligus menjadi Pancasilais. Oleh karena itu, orang yang mengamalkan Islam secara baik dan benar tidak akan mungkin terjebak pada radikalisme. Justru sangat pancasilais.
Melalui momen iktikaf dan lailatul qadar, disatu sisi umat didorong mengimpelentasikan nilai-nilai Islam sebagai rahmatan lil alamin. Di lain sisi, umat Islam menjaga NKRI.
“Sehingga korelasi antara ajaran islam dan Pancasila bukan hanya pada tataran konsepsional, tetapi kita harapkan pada tataran operasional,” harapnya.
Adapun Ketua MUI Kabupaten Pangkep KH Abdul Wakib Murtala menyampaikan, sebab Alqur’an menjadi pedoman bagi umat manusia, maka Alqur’an perlu dibaca, dihayati, dan diamalkan.
“Alqur’an adalah bacaan, kalau kita tidak membacanya, maka tidak terasa manfaatnya. Kita perlu menghayati dan mengamalkan apa yang kita baca,” katanya.
Kata dia, orang yang membaca Alqur’an akan mendapatkan pahala yang besar. Barang siapa yang membaca 1 huruf Alqur’an, maka ia mendapat 10 kebaikan.
Pada pembukaan iktikaf ini, selain wakil bupati, hadir Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) LDII Sulawesi Selatan, Hidayat Nahwi Rasul, Sekretaris Asdar Mattiro, dan Wakil Ketua Muchtar Mannan dan Ishak Andi Ballado.
Turut hadir Ketua LDII Pangkep Ahyar, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pangkep KH Abdul Wakib Murtala, Kapolsek Kecamatan Pangkajene, Kepala KUA Kecamatan Pangkajene, tokoh agama, dan tokoh masyarakat. (*)
Komentar