LINTASTERKINI.COM – Sebanyak 711 mahasiswa Universitas Tadulako (Untad) Palu Sulawesi Tengah telah mengisi formulir pendataan untuk mengikuti kuliah sementara (sit in) di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar. Penerimaan mahasiswa pindahan Untad ini mulai dibuka 4-9 Oktober 2018.
Kasubdit Humas dan Informasi Publik Direktorat Komunikasi Universitas Hasanuddin, Ishaq Rahman, mengatakan 711 mahasiswa tersebut terdistribusi ke-12 fakultas dari 15 fakultas yang ada di Unhas. Jumlah terbanyak terdata di Fakultas Teknik, yaitu
sebanyak 140 orang.
Lalu disusul Fakultas Hukum sebanyak 113 orang, Farmasi sebanyak 86 orang, Fakultas Kedokteran sebanyak 76 orang dan Fakultas Ekonomi sebanyak 74 orang, serta di fakultas lainnya. Langkah selanjutnya setelah pendataan ini, kata dia, adalah Unhas
segera mengirimkan nama-nama mahasiswa tersebut ke Untad untuk memperoleh persetujuan (surat pengantar atau rekomendasi).
Baca Juga :
Setelah menerima persetujuan, proses sit in segera dimulai dan seluruh fakultas di lingkungan Unhas telah siap melakukan sit
in.
Dirilis antaranews.com, Rektor Unhas, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA, telah menghadiri pertemuan bersama Presiden RI
Joko Widodo, Menristekdikti, Rektor-rektor PTN, Kepala LLDIKTI. Menurut Prof Dwia, dalam pertemuan itu, Presiden memberikan
apresiasi pada perguruan tinggi yang telah membantu bencana Palu dalam berbagai upaya, termasuk memberi kesempatan mahasiswa
Untad untuk tetap kuliah di berbagai PTN.
Khusus untuk mahasiswa Untad yang akan melanjutkan studi sementara (sit in) di Unhas, Prof Dwia menjelaskan bahwa hal ini
dapat mendukung kelanjutan proses belajar bagi mahasiswa agar tidak terputus.
“Unhas juga akan memberikan fasilitas konseling jika ada mahasiswa Untad yang membutuhkan, terutama untuk menghilangkan rasa trauma dan kesedihan,” kata dia.
Jika ada yang mengalami cedera dan membutuhkan pengobatan, Unhas juga akan memberi fasilitas pelayanan kesehatan. Pada
prinsipnya, sit in adalah proses memindahkan sementara proses belajar mengajar mahasiswa asal Untad ke kampus Unhas.
Selain untuk memastikan kelanjutan studi dan proses belajar mahasiswa yang terkena bencana, sit in juga merupakan upaya untuk membantu mahasiswa agar dapat secepatnya terlepas dari suasana trauma yang dihadapi. Selama proses pendataan, relawan Unhas berinteraksi dengan mahasiswa-mahasiswa asal Untad.
“Sebagian besar mahasiswa Untad ini masih terbayang-bayang dengan situasi bencana yang baru saja dialami. Ada yang merasa
ketakutan memasuki ruangan, ada yang selalu kaget setiap ada suara keras, hingga yang masih berwajah murung,” terang Prof
Dwia. (*)
Komentar