Logo Lintasterkini

5 Tempat Wisata di Sinjai yang Wajib Dikunjungi

Abdul Gaffar Mattola
Abdul Gaffar Mattola

Senin, 17 Oktober 2016 23:15

5 Tempat Wisata di Sinjai yang Wajib Dikunjungi

LINTASTERKINI.COM – Sinjai ternyata memiliki sejumlah spot wisata yang mengagumkan. Kabupaten yang berjarak sekitar 223 Kilometer dari ibukota Sulsel, Makassar sepertinya masih merawat sisa budaya yang memiliki nilai historis tinggi.

Seperti Taman Purbakala Batu Pake Gojeng, yang menyajikan spot batu pahatan dan dipercaya sebagai batu bertuah bagi masyarakat setempat. Kemudian, ada Benteng Balangnipa yang mampu menghadirkan suasan historia penjajah ala Fort Rotterdam dan Bentang Somba Opu di Makassar dan Kabupaten Gowa.

Berikut ini lima destinasi wisata alam dan budaya di Sinjai yang patut dikunjungi:

1. Benteng Balangnipa

Selain Fort Rotterdam dan Bentang Somba Opu yang ada di Makassar dan Kabupaten Gowa, Benteng Balangnipa juga dikenal sebagai salah satu benteng terbesar di Sulsel. Benteng yang terletak di Kelurahan Balangnipa, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai ini berjarak 1 KM dari pusat kota ini pun, dan memiliki kontur serupa Benteng Somba Opu dan Fort Rotterdam.

Benteng Balangnipa terbuat dari batu gunung yang dilak dengan lumpur dari Sungai Tangka dengan ketebalan dinding “Siwali Reppa” (setengah depa). Kemegahan dan kekokohan Benteng Balangnipa dimulai sejak awal abad XVI sekitar 1557 oleh Kerajaan Tellulimpoe (Lamatti, Tondong, Bulo-Bulo) dengan bentuk dan struktur bangunan yang menghadap ke Utara berpemandangan Sungai Tangka dan bermuara di antara Teluk Bone dengan pusat Kota Sinjai.

Benteng ini merupakan saksi sejarah perlawanan Kerajaan Tellulimpoe dalam menentang agresi militer jajahan kaum kulit putih, dalam sejarah perjuangan terbesar yang terjadi pada 1859-1961 dan dikenal dengan “Rumpa’na Mangngara Bombang”.

Empat binara pertahanan yang membentuk segi empat oval merupakan salah satu wahana perang yang digunakan oleh kerajan Tellulimpoe dalam menolak serangan Belanda. Namun ketidakseimbangan kekuatan dalam hal persenjataan menyebabkan Benteng Balangnipa berhasil direbut oleh pasukan Belanda pada 1859.

Setelah Belanda berkuasa di wilayah persekutuan Kerajaan Tellulimpoe, Benteng Balangnipa dijadikan sebagai markas pertahanan Belanda untuk membendung serangan pribumi persekutuan Kerajaan Telllulimpoe. Sebuah meriam perunggu menjadi saksi bisu sejarah dan bukti jejak peninggalan Belanda di benteng ini.

[NEXT]

2. Taman Purbakala Batu Pake Gojeng

Salah satu primadona wisata di Kabupaten Sinjai adalah taman purbakala Batu Pake Gojeng yang terletak pada ketinggian 50-96 meter di atas permukaan laut, tepatnya di Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara, sekitar dua kilometer dari pusat Kota Sinjai.

Batu Pake Gojeng merupakan batu pahatan yang berada di Gojeng dan dipercayai sebagai batu bertuah bagi masyarakat setempat. Puncak taman purbakala Batu Pake Gojeng merupakan markas pertahanan Jepang dan tempat pengintaian terhadap kapal laut yang melintasi Teluk Bone maupun pesawat terbang sekutu.

Dari ketinggian ini, para pelancong bisa memandang jauh deretan Pulau Sembilan dengan jejeran hutan bakau Tongke-Tongke yang rimbun nan hijau serta laut biru yang menghampar di atas terumbu karang Larea-rea.

Selain memiliki potensi objek wisata alam, Benteng Balangnipa juga mempunyai nilai historis tersendiri yang kaya warisan budaya khususnya bidang arkeologi. Pada 1982, ditemukan berbagai jenis Benda Cagar Budaya (BCB) seperti keramik, tembikar, sejumlah kecil fragmen keramik blue underglass yang diperkirakan dari zaman Dinasti Ming, serta fosil kayu dan peti mayat oleh Rescue Excavation.

Masing-masing peninggalan ini mewakili jejak bukti zamannya masing-masing. Peninggalan Megalitikum terbukti dengan adanya batu berlubang berdiameter antara 15-70 sentimeter yang tersusun secara acak, serta dikelilingi sejumlah lubang kecil berapit dua lubang besar. Terdapat pula bongkahan alami yang memiliki ukuran bervariasi serta batu berpahat persegi, yang merupakan titik pusat dari variasi batu berpahat lainnya, di mana yang berukuran paling besar dipercayai sebagai makam raja-raja keturunan Raja Batu Pake Gojeng pertama.

Bukti peninggalan arkeologis ini telah dirapikan dan dijejer sepanjang jalan setapak sebanyak seratus dua puluh undak anak tangga menuju bukit serta dijadikan lokasi daya tarik objek wisata baik alam maupun budaya. Di dalam areal situs, berbagai pohon dapat kita jumpai seperti cemara, cenrana, kelapa, kemboja, akasia, serta bugenfil. Selain flora, terdapat pula berbagai jenis fauna khususnya unggas seperti burung rajawali, beo, nuri, kutilang, serta burung lainnya.

Dalam mendukung kepariwisataan di lokasi ini, pemerintah setempat telah melengkapi sarana pendukung  seperti renovasi Rumah Adat Taman Purbakala serta fasilitas lainnya seperti permandian tua yang diyakini sebagai tempat permandian para raja, dan Taman Bermain Anak-Anak dengan fasilitas seperti ayunan, luncuran, dan lain sebagainya.

[NEXT]

3. Kampung Tradisional Karampuang

Kampung tradisional Karampuang terletak di Desa Tompobulu Kecamatan Bulupoddo, kurang lebih tiga puluh satu kilometer dari pusat Kota Sinjai. Karampuang merupakan asimilasi dari nama tempat di mana digambarkan sebagai pertemuan antara Karaeng (suku Makasar) dan Puang (suku Bugis). Sehingga tempat tersebut kemudian diberi nama Karaeng Puang, lantas orang menyebutnya Karampuang.

Karampuang sendiri merupakan nama dusun atau perkampungan tua yang tetap melestarikan kebudayaannya. Upacara-upacara adat ritual kuno tetap lekat dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya, walaupun saat ini teknologi dan pola hidup modern mulai merambah kawasan adat ini.

Dalam kawasan adat akan dijumpai dua unit rumah adat dengan berbagai simbol sejarah bagi masyarakat Sinjai. Selain rumah adat dapat ditemukan pula berbagai benda yang bernilai sejarah tinggi seperti Gua Cucukan yang berisi batu bertulis mirip prasasti, sumur adat, dolmen, kuburan kuno, dan sumur besar Karampuang. Di kawasan ini pula rutin diadakan pesta adat terbesar Sinjai yaitu “Mappogau Sihanua”, di mana pada  pesta ini dapat kita temui para pemuka adat Karampuang, aparatur pemerintah baik tingkat daerah maupun provinsi, dan masyarakat umum.

Sebagai rumah adat yang bersimbol perempuan, maka penempatan tangga rumah adat Karampuang terletak di tengah, yang melambangkan rahim perempuan ihwal keluarnya bayi (kehidupan). Tangga ini mempunyai pintu  yang disebut dengan “Batu Lappa” dengan pemberat dari batu bundar menyimbolkan bagian intim perempuan. Karena posisi pintu yang rata dengan lantai rumah, maka untuk membukanya haruslah menolak ke atas untuk menggeser  pemberat batu tersebut.

Posisi dapur diletakkan sejajar posisi pintu yang memiliki simbol payudara perempuan yang merupakan sumber kehidupan. Sebagaimana payudara yang berjumlah dua, dapur pada rumah adat Karampuang juga berjumlah dua.

Untuk simbol telinga perempuan, dilengkapi dengan “Bate-Bate Kiri” dan “Bate-Bate Kanan” dengan hiasan ukiran kayu yang bermakna anting-anting. Sedangkan bagian bahu digambarkan dengan “Sonrong”, yakni tangga yang ditinggikan serta diletakkan di depan rumah dan belakang yang difungsikan sebagai tempat tinggal penghuni. Sebagaimana tangan yang berfungsi untuk menggenggam, maka “Sonrong” bagian belakang rumah ditaruh semua “Arajang” atau benda sakral perlengkapan adat.

[NEXT]

4. Pantai Ujung Kupang Mangrove

Terletak di Kecamatan Sinjai Timur sekitar lima belas kilometer dari pusat Kota Sinjai, Ujung Kupang merupakan salah satu objek wisata yang berpantai pasir putih, dan merupakan salah satu objek indah yang dapat Anda jumpai di gugusan Pulau Sembilan. Objek ini juga bersebelahan langsung dengan hutan bakau Tongke-tongke. Di pinggir laut kawasan tersebut juga terdapat batu-batu karang (cadas) dan merupakan bekas pelabuhan tua. Keindahan panorama alam ini merupakan kontributif bentukan alam dengan tabur biota laut yang beragam.

Setiap tahun di tempat ini diadakan pesta rakyat “Ma’rimpa Salo” di mana kita dapat menyaksikan atraksi lomba perahu tradisional yang sarat makna ritual syukur atas keberhasilan panen, baik di darat (padi) maupun di laut (ikan). Kegiatan ini diwujudkan dalam bentuk penangkapan ikan dengan cara menghalau ikan ke muara sungai dengan menggunakan ratusan perahu tradisional berperlengkapan jaring tradisional.

[NEXT]

5. Air Terjun Tujuh Tingkat

Air terjun ini dinamakan “Air Terjun Tujuh Tingkat” karena memang memiliki keunikan tujuh tingkat dengan besar debit air dari atas yang berirama jatuh berulang kali sampai tujuh kali. Air terjun ini terletak di Desa Lembang Saukang, Kecamatan Tellulimpoe, sekitar empat puluh lima kilometer dari pusat Kota Sinjai. Sesampai di tempat ini, Anda akan disambut oleh riak-riak air yang pecah pada tujuh undakan besar beralir air bening dari hulu ke muara. Keindahan percikan air yang seirama merdu suara air terjun dapat Anda nikmati di atas jembatan gantung yang terletak tepat di depan air terjun.

Selain menikmati keindahan dan kesegaran air terjun, Anda juga dapat beragrowisata di kawasan ini. Durian, rambutan, lengkeng, dan kedondong adalah buah-buahan segar yang dapat Anda petik langsung dari pohonnya. Selain itu, tanaman lain seperti coklat, vanili, merica bahkan petai menjadi panorama indah sepanjang jalan menuju “Air Terjun Tujuh Tingkat”. Di sekitar kawasan air terjun ini terdapat vila bagi Anda yang ingin lebih lama menikmati keindahan alam “Air Terjun Tujuh Tingkat” Lembang Saukang. (*)

(Sumber : Makassarterkini.com)

 Komentar

 Terbaru

News29 November 2024 23:10
Frederik Kalalembang Temui Kapolda Sulsel, Soroti PT Masmindo dan Apresiasi Keamanan Pilkada
MAKASSAR – Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Irjen Pol (Purn) Frederik Kalalembang, mengadakan pertemuan dengan Kapolda Sulawesi Selatan, ...
News29 November 2024 20:45
Bumi Karsa Tuntaskan Penanaman 5.500 Pohon di Sulawesi, Jawa hingga Sumatera
MAKASSAR – Bumi Karsa kembali menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan. Penanaman 5.500 pohon telah dilakukan pada berbagai pro...
Ekonomi & Bisnis29 November 2024 20:39
Dorong Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan, OJK Sulselbar-BPS Kembali Gelar SNLIK 2025
MAKASSAR – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulsel Sulbar bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulsel dan BPS Provinsi Sulbar ke...
News29 November 2024 14:04
PPDB Sekolah Islam Athirah Dibuka Mulai 1 Desember 2024
MAKASSAR – Sekolah Islam Athirah membuka Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2025/2026 mulai 1 Desember 2024. Total kuota yang dis...