MAKASSAR – Masuknya Bulan Suci Ramdhan tahun 1439 Hijriyah, disambut suka cita oleh seluruh Umat Muslim di dunia. Umat Muslim dijanjikan oleh Allah SWT mendapatkan amal ibadah yang berlipat ganda di Bulan Ramadhan, bulan yang paling mulia diantara bulan-bulan lainnya.
Namun datangnya Ramdhan, tentu juga sudah lama dinanti-nantikan anak-anak remaja yang kerap menggeber balapan liar alias bali. Hampir setiap Ramdhan, aksi ugal-ugalan di jalanan kerap menjadi tontotan bagi masyarakat, khususnya di Kota Makassar.
Aksi balapan liar biasanya dilakukan sebelum sholat Tarwih atau setelah sholat subuh. Titik lokasi yang menjadi langganan aksi pebalap liar tersebut biasanya di Jalan Veteran dan di Flyover Jalan Urip Sumoharjo. Aksi ugal-ugalan di jalanan yang dilakukan anak baru gede (ABG) selalu dipersoalkan oleh warga, karena mengganggu keamanan dan ketertiban di jalan raya.
Baca Juga :
“Anak-anak remaja itu makin banyak yang nonton, makin semangat dan menjadi-jadi. Apalagi kalau dibakka ului (dipuji-puji) pasti natambah kecepatan motornya dan tidak memikirkan keselamatannya. Biasanya aksi balapan liar itu baru berhenti kalau adami polisi datang mengejar mereka,” ujar Basri, salah seorang warga.
Menurut Basri, untuk menghindari anak-anak remaja turun ke jalanan ikut-ikutan balapan liar, sangat diperlukan peran orang tua untuk mengingatkan anak-anaknya. Ditegasknnya, perlu keterlibatan orang tua mengontrol aktivitas anak-anaknya di luar rumah.
Selain aksi balapan liar, di bulan Ramadhan ini biasanya kerap menjadi panggung tawuran alias perang kelompok. Para remaja atau pemuda yang membentuk geng, saling serang satu sama lain, seperti yang terjadi di Jalan Tinumbu, Kota Makassar saat awal Ramadhan.
“Aksi perang kelompok ini juga tak berlangsung lama saat aparat Polres Pelabuhan tiba di lokasi lalu membubarkan tawuran dua kelompok yang tawuran itu,” kata Fandi, salah seorang warga sekitar Jalan Tinumbu, Makassar.
Aksi tawuran juga terjadi di Kelurahan Rappokaling antara kelompok pemuda Dg. Ngunjung melawan kelompok pemuda lorong kita. Kedua kelompok terlibat saling serang dengan menggunakan panah (busur). Warga sekitar lebih memilih menutup pintu rumah rapat-rapat lantaran aksi tawuran tersebut, rumah mereka menjadi sasaran pelemparan batu-batu.
Aksi tawuran ini pun berhasil dibubarkan aparat Polsek Tallo. Untung saja, tak ada korban jiwa dalam insiden tawuran kelompok di Rappokalling ini. Untuk mencegah aksi perang susulan, aparat kepolisian melakukan pengamanan lokasi sekitar dan melakukan penyelidikan penyebab terjadinya aksi tawuran kelompok pemuda di wilayah itu. (*)
Komentar