PINRANG – Untuk meningkatkan partisipasi komponen masyarakat dalam hal pengawasan penyelenggaraan Pemilu di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Senin (19/12/2016), Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi Sulsel menggelar kegiatan Focus Group Discussion di The M Hotel Kabupaten Pinrang.
Dengan Nara Sumber anggota Bawaslu Sulsel, Azry Yusuf dan Akademisi DR Jayadi Nas yang juga mantan Ketua KPUD Sulsel, diskusi ini diikuti 25 peserta dari perwakilan komponen masyarakat Kabupaten Pinrang.
Dalam sesi diskusi tersebut, ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Pinrang, Hasbar menyampaikan masukan akan perlunya pelibatan seluruh komponen masyarakat dalam hal pengawasan untuk mewujudkan berjalannya proses penyelenggaraan Pemilu yang lebih baik. Sementara itu, Ketua KNPI Kabupaten Pinrang dalam pertanyaannya menyoroti masih tingginya angka kecurangan yang terjadi pada setiap momen Pemilu.
Baca Juga :
Sorotan lainnya diungkapkan Ketua NGO La Panrita Centre Kabupaten Pinrang, Rasyid Panrita. Rasyid menilai, untuk menghasilkan penyelenggaraan Pemilu yang lebih baik, sistem perekrutan dari para penyelenggera Pemilu seperti KPU dan Bawaslu di semua tingkatan harus baik dan profesional.
Selain itu kata Rasyid, data jumlah penduduk kadang tidak realistis dengan kenyataan karena hanya untuk mendongkrak jumlah kursi anggota legislatif suatu daerah.
“Buktinya di Pinrang, pada Pemilu Legislatif DPRD Kabupaten Pinrang tahun 2014, data pendu Pilih di Up menjadi 454 ribu demi menaikkan jumlah kursi dari 35 menjadi 40. Padahal data jumlah penduduk sesungguhnya hanya berkisar 396 ribu. Kalau begini, berarti ada lima anggota dewan yang digaji tanpa mewakili siapapun,” jelas Rasyid.
Hal itu direspon positif dua Nara Sumber yang hadir. Jayadi Nas menegaskan, selama sistem administrasi kependudukan belum tertib jangan pernah berharap DPT bisa bagus. Grafik laporan money politik yang terus meningkat di setiap momen Pemilu juga disampaikan Jayadi Nas. (*)
Komentar