Logo Lintasterkini

Mabes Polri Pelajari Razia hingga Keputusan Menembak

Abdul Gaffar Mattola
Abdul Gaffar Mattola

Jumat, 21 April 2017 16:49

Ilustrasi.
Ilustrasi.

LINTASTERKINI.COM – Penyelidikan terhadap kasus penerobosan razia berujung tertembaknya satu keluarga di dalam mobil terus berlanjut. Polri memastikan pemeriksaan terhadap semua aspek razia dilakukan. Dari legalitas razia hingga keputusan oknum melakukan penembakan.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divhumas Mabes Polri, Brigjen Rikwanto menuturkan, ada sejumlah hal yang diselidiki dalam kasus penembakan tersebut. Salah satunya soal legalitas razia.

“Dari pemeriksaan diketahui razia itu memang resmi dan dipimpin seorang perwira. Petunjuk adanya razia kendaraan sudah ada. Ketentuannya dipenuhi,” terangnya.

Aspek lainnya, dipelajari bagaimana proses penembakan tersebut. Dari hasil pemeriksaan diketahui keputusan oknum untuk menembak mobil yang menerobos itu terlalu cepat. Sebab, belum ada ancaman yang berarti para petugas dan masyarakat.

“Seharusnya tidak langsung melakukan penembakan ke arah mobil,” tuturnya.

Ketentuannya, penggunaan senjata api hanya ditempuh apabila ada tindakan yang dapat menimbulkan luka parah dan kematian bagi anggota, serta masyarakat.

“Harus ada unsur membahayakan untuk menggunakan senjata,” jelasnya.

Namun begitu, hingga saat ini pemeriksaan belum selesai. Setelah pemeriksaan selesai baru akan diketahui hasilnya, termasuk soal kemungkinan dipidana.

“Pemeriksaan mendalam dilakukan. Kapolda Sumatera Selatan juga berupaya agar kejadian ini tidak terulang,” terangnya.

Terkait sebab penerobosan, Rikwanto menjelaskan bahwa kemungkinan pengemudi menerobos razia itu karena takut akibat dari tidak memiliki kelengkapan surat-surat kendaraan.

“Diketahui mobil itu ternyata dari Jakarta, pengemudi tidak memiliki SIM dan tidak ada STNK,” jelasnya.

Upaya untuk membantu korban dan keluarga korban juga dilakukan kepolisian. Menurutnya, ada permintaan keluarga untuk membiayai kesembuhan para korban. Tentunya hal tersebut ditanggung kepolisian.

“Upaya lain juga dilakukan,” tuturnya.

Seperti yang dilakukan Kapolda Sumatera Selatan Irjen Agung Budi Maryoto dengan membawa psikolog untuk melakukan trauma healing pada anak korban dan korban. Sebab, dalam kasus tersebut dipastikan terjadi rasa trauma pada keluarga.

“Sehingga trauma keluarga bisa lebih cepat sembuh,” jelas Rikwanto.

Sementara Kapolda Sumsel Irjen Agung Budi Maryoto menuturkan bahwa hingga saat ini sudah ada 11 saksi yang diperiksa terkait kasus tersebut.
“Termasuk yang menembak Brigadir K,” ujarnya.

Setelah pemeriksaan selesai, maka gelar perkara akan dilakukan untuk menentukan kasus tersebut. Status oknum polisi yang bersangkutan ditentukan dalam gelar perkara tersebut. (Sumber : Riaupos.com)

 Komentar

 Terbaru

News09 Juli 2025 20:35
TNI Hormati Keputusan Pemerintah Tunjuk Mayjen TNI Ahmad Rizal Ramadhani sebagai Dirut Perum Bulog
JAKARTA – Tentara Nasional Indonesia (TNI) menghormati dan mendukung penuh keputusan pemerintah yang menunjuk Mayjen TNI Ahmad Rizal Ramadhani s...
News09 Juli 2025 18:25
Mercure Makassar-DLH Makassar Sosialisasi Pengolahan Sampah Basah Menjadi Eco Enzym dan Maggot
MAKASSAR – Sebagai bagian dari komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan, Mercure Makassar Nexa Pettarani menggelar kegiatan edukatif bertajuk ...
Ekonomi & Bisnis09 Juli 2025 18:14
Indosat Business Luncurkan Vision AI, Solusi Pengawasan Cerdas Berbasis AI untuk Efisiensi dan Keamanan Bisnis
JAKARTA – Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) melalui Indosat Business , memperkenalkan Vision AI , sebuah solusi pengawasan berbasis k...
Ekonomi & Bisnis09 Juli 2025 18:09
Kalla Toyota Hadirkan Auto Show 2025, Pameran Otomotif Terbesar di Sulawesi 
MAKASSAR – Memasuki pertengahan tahun, Kalla Toyota hadir membuat pameran otomotif terbesar di Sulawesi dengan penawaran spesial dan berbagai ak...