MAMUJU–Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri, enggan memberikan penjelasan terkait kasus tersangka suap proses pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR RI periode 2019-2024 Harun Masiku yang kini masih dalam buron KPK.
Firli memilih untuk langsung pergi meninggalkan kerumunan wartawan yang telah menunggu, ketimbang memberikan penjelasan lebih lanjut terkait tersangka buron Harun Masiku
Hal ini terlihat saat Firli melakukan kunjungan kerja di Mamuju, Sulawesi Barat, Rabu (22/1/2020). Usai melakukan dialog pencegahan korupsi dengan jajaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Barat dan pemerintah kabupaten se-Sulawesi Barat di kantor Gubernur Sulbar.
Baca Juga :
Kemudian, pada malam harinya Firli menyempatkan bermain bulu tangkis bersama Kapolda Sulbar, Brigjen Pol Baharuddin Djafar, di salah satu gedung olahraga di Mamuju.
Usai bermain bulu tangkis dan beranjak keluar dari gedung, sejumlah awak media mencoba mengonfirmasi Firli terkait Harun Masiku. Namun, alih-alih Firli memilih berjalan meninggalkan wartawan dan langsung naik ke mobil.
Firli sempat menurunkan kaca jendela mobil yang ditumpanginya, kemudian memberi isyarat ke sejumlah awak media.
Diketahui, dalam kunjungan kerjanya di Sulawesi Barat, Firli menggelar dialog pencegahan korupsi dengan jajaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Barat dan pemerintah kabupaten se-Sulawesi Barat.
Pada kesempatan itu, Firli berpesan perlunya sinergitas antara pemerintah daerah dengan DPRD dalam hal penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk mencegah potensi terjadinya korupsi.
“Saat ini, masih ada satu provinsi yang belum selesai penyusunan APBD tahun 2020 dikarenakan belum ada kesepakatan antara pemerintah daerah dengan DPRD,” ungkap Firli dikutip dari Kumparan.com, Kamis, (23/1/2020).
“Saya berharap di Sulawesi Barat semuanya sudah aman. Karena terkadang ada kesempatan dan kepentingan antara eksekutif dan legislatif yang menjadi cikal bakal terjadinya korupsi,” ujarnya.
Diketahui, Wahyu meminta dana operasional Rp900 juta untuk membantu Harun menjadi anggota DPR RI dari Dapil Sumatera Selatan I menggantikan calon terpilih anggota DPR PDIP asal Dapil Sumatera Selatan I Nazarudin Kiemas yang meninggal dunia. Dari jumlah tersebut, Wahyu menerima Rp600 juta. Setelah kasus suap yang melibatkan Harun Masiku mencuat, keberadaan dirinya pun kini tidak diketahui. (*)
Komentar