MAKASSAR–Kasus pembunuhan mahasiswi UIN Alauddin Makassar Asmaul Husna (21) yang dibunuh oleh sang kekasih Andi Ridhayatul Khaer (21) memunculkan fakta mengejutkan dalam rekonstruksi yang memperagakan 28 adegan.
Rekonstruksi kasus kematian Asmaul Husna digelar oleh Polsek Manggala di lokasi pembunuhan, Perumahan Citra Elok, Kecamatan Manggala, Selasa (21/1/2020), sejak pukul 11.16 Wita hingga pukul 11.46 Wita.
Kapolsek Manggala, Kompol Hasniati mengatakan, ada tiga titik utama tempat rekonstruksi yang digelar yakni di kamar korban, dapur, serta halaman rumah tempat tersangka memarkir motornya.
Baca Juga :
“Ada 28 adegan yang digelar dan itu sudah terlaksana semua. Jadi apa yang diperlihatkan oleh pelaku sesuai dengan apa yang dilakukan pada saat kejadian. Olehnya itu dalam hal ini tidak ada bukti-bukti baru yang didapat oleh penyidik maupun oleh jaksa,” Kata Hasniati saat dikonfirmasi, Kamis (23/1/2020).
Adapun yang mengejutkan terkait pembunuhan Asmaul Husna berikut fakta-faktanya:
Ridhayatul memperagakan 28 adegan pembunuhan kekasihnya.
Almarhumah Dibekap menggunakan Bantal
“Dengan 28 adegan yang telah digelar dan semuanya terlaksana. Sehingga apa yang diperlihatkan oleh pelaku sesuai dengan apa yang dilakukan saat kejadian. Dan dalam hal ini tidak ada bukti-bukti baru yang didapat oleh penyidik maupun oleh jaksa,” ujar Kapolsek Manggala Kompol Hasniati kepada wartawan pasca-rekonstruksi.
Proses tewasnya korban, kata Hasniati, dimulai dari adegan ke-9 saat tersangka menutup wajah korban dengan bantal. Dengan mengecek napas korban, masuk ke dapur mencari dan mengambil pisau, lalu kembali ke kamar korban itu merupakan adegan yang berturut-turut diperankan tersangka.
Kesurupan
Perempuan yang berperan sebagai korban yang bernama Sari, mengalami kesurupan pada saat dilakukan rekonstruksi adegan.
Awalnya sari pingsan sesaat setelah memerankan semua adegan rekonstruksi. Sari pingsan di kamar tempat korban dibunuh, lalu dievakuasi ke ruangan keluarga, kemudian tak lama berselang tiba-tiba kesurupan.
“Nabunuh ka, Tidak mau tanggung jawab, Tante tidak mau tanggung jawab,” ujar Sari sambil menangis saat kesururupan.
Sejumlah keluarga korban pun turut menangis. “Sabarko, sabarko, Nak, biar Allah yang balas,” ujar salah seorang tante korban yang juga menangis menyaksikan Sari yang kesurupan.
Kompol Hasniati mengatakan dalam adegan rekonstruksi itu, Sari sebagai pemeran pengganti yang berperan sebagai korban Asmaul. Sedangkan pelaku diperankan oleh tersangka.
“Dia (Sari) dari penyidik. Jadi dia jadi pemeran pengganti hasil dari penunjukan penyidik,” ujar Hasniati.
Leher Diiris
Tersangka mengiris leher korban sebanyak 1 kali yang berujung pada kematian korban itu tepat pada adegan yang ke-15.
“Jadi sebelumnya itu korban disekap oleh tersangka, dan setelah disekap tersangka ini melihat-cek napasnya korban ternyata masih bernapas. Kemudian setelah itu, pelaku ke dapur cari pisau, ditemukanlah pisau, setelah itu tersangka kembali ke kamar korban baru dilakukan pembunuhan,” Ungkap Hasniati.
Polisi mengatakan tersangka Ridhayatul dijerat Pasal 338 KUHPidana. Proses rekonstruksi sendiri juga disaksikan oleh sejumlah rekan korban dan warga sekitar lokasi kejadian.
Curhat Diperkosa Kekasih
Dari rekonstruksi adegan tersebut polisi menyebut tidak ada fakta baru dalam 28 adegan yang telah terlaksana, Namun tante korban, Mardini (41), mengatakan Asmaul Husna pernah curhat kepada seniornya bahwa dia diperkosa oleh tersangka Andi Ridhayatul Khaer meski hubungan keduanya sebagai kekasih.
Kejadian itu, kata Mardini, diceritakan korban kepada seniornya lewat pesan WhatsApp pada 27 Agustus 2019. Sehingga Mardini mengindikasikan hubungan yang menyebabkan korban hamil tidak didasari suka sama suka.
Lebih jauh, Mardini mengatakan sebagaimana curhat korban kepada seniornya, dugaan pemerkosaan itu terjadi setelah tersangka Ridhayatul meminta korban datang ke rumah tersangka hingga terjadi pemerkosaan.
” Tanggal 27 Agustus Almarhumah Asmaul ada chat WA (WhatsApp). Ia chat temannya, bilang hancur ka ini, disuruh ke rumahnya baru dijebak ka, disana dicekik ka, pas dia bilang ketok pintu tapi tersangka ndak menyahut,” ujar Mardini kepada wartawan pasca-rekonstruksi di lokasi pembunuhan, Perumahan Citra Elok, Manggala, Selasa (21/1/2020).
“Tak lama berselang pas Almarhumah masuk, ternyata tersangka tidak tidur. Dalam chatnya Almarhumah bilang Tiba-tiba langsung dia dikuncika pintu, baru langsung dia cekik leherku, baru dia kasi belakang tanganku, baru dia paksa buka bajuku,” Imbuh Mardini sembari menceritakan chat WhatApp korban.
Hubungan korban dengan tersangka sejak saat itu, lanjut Mardini, membuat korban enggan bertemu dengan tersangka. Namun korban kembali mendekati tersangka pada Oktober 2019.
Mardini mengatakan senior korban saat mendengar pengakuan korban, seniornya lantas meminta korban meminta memutuskan hubungannya dengan tersangka.
“Jadi seniornya kasi arahan bilangki sudahmi dek, saya tau ji dek yang kau maksud. Sudahi saja Janganmi kita sampaikan. Tinggalkan mi itu pacarta, kurang ajar sekali masa na kasih begitu jaki” ujar Mardini menirukan cerita senior korban.
Diketahui dari pengakuan korban kepada seniornya tersebut, Mardini mengaku pernah meminta polisi mengusut pernah meminta kepada kepolisian untuk tersangka dihukum pasal berlapis dengan mengusulkan dugaan pemerkosaan tersebut. (*)
Komentar