MAKASSAR – Maraknya penyalahgunaan obat di tanah air menjadi fenomena sosial di masyarakat. Semakin mudahnya membeli obat-obatan juga dianggap menjadi pemicu banyaknya kalangan yang menyalah gunakan obat-obatan hal ini dinilai mengancam generasi, terlebih diperhadapkan pada polemik penggunaan obat-obatan oleh remaja untuk mabuk atau merasa fly seperti penggunaan obat daftar G.
Menyikapi berbagai polemik tersebut, Sekolah Tinggi Ilmu Kefarmasian (Stifa) Kota Makassar dan Akademi Faramasi (Akfar) Kebangsaan Makassar yang berada dalam naungan Yayasan Almarisah Madani memberikan perhatian serius dengan berupaya menekan penyalahgunaan dan fenomena negatif tersebut. Diantaranya melalui edukasi dan pembinaan, serta menciptakan generasi yang mumpuni di bidang kefarmasian.
Hal ini sejalan dengan visi Stifa Makassar untuk menjadi institusi pendidikan tinggi yang unggul, inovatif dalam mencetak insan cerdas berkarakter dan berdaya saing tinggi dalam bidang ilmu farmasi. Khususnya produk bahan alam dan profesi kefarmasian yang berkesinambungan.
Baca Juga :
Sebagai langkah nyata merespon perihal kefarmasian di tanah air yang kini telah mengalami perubahan dari orientasi pada obat kemudian berkembang dalam pelayanan yang berorientasi kepada pasien, maka sekolah tinggi ilmu kefarmasian (Stifa) Kota Makassar dalam menjalankan program kurikulumnya ditunjang dengan berbagai program edukatif sebagai penguat keilmuan untuk mahasiswanya. Salah satunya adalah dengan menggelar seminar nasional.
Tema seminar nasional ini yakni ‘Optimasi Peran Tenaga Kefarmasian untuk Meningkatkan Kesehatan Masyarakat.’ Tema ini diangkat sebagai wujud kepedulian fenomena yang ada dimasyarakat saat ini sekaligus mendukung langkah perubahan orietansi kefaramasian di era masa kini .
Seminar kefarmasian akan digelar Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (Stifa) Kota Makassar, Jumat (24/3/2018), yang akan berlangsung di Grand Clarion Hotel Makassar. Seminar nasional kefarmasian ini mendatangkan berbagai narasumber yang ahli di bidangnya, diantaranya Prof. Dr. Ajeng Diantini, M. Si, yang merupakan Farmakologi dan Farmasi klinik Universitas Padjajaran (Unpad).
[NEXT]
Narasumber lainnya Dr. Maria Immaculata, Apt dari Faramaklogi dan Faramasi ITB, Yulia Yusrini Djabir, M.Si, MBM, Sc, Ph.D selaku Apoteker Farmasi Klinik, Unhas. Tujuan seminar yakni mewujudkan optimalisasi peran dari tenaga kefarmasian dalam menjamin pelayanan kefarmasian yang bermutu dalam meningktakan kesehatan masyarakat, mengembangkan jejaring antara perguruan tinggi, pemerintah dan pemangku kepentingan serta upaya memperkenalkan Stifa Makassar dan Akfar Kebangsaan di tingkat Nasional.
Drs. Sahibuddin A. Gani, Apt selaku Ketua Yayasan Al Marisa Madani Makassar pada jumpa pers yang berlangsung di Clarion Hotel Makassar, Kamis (22/3/2018), menjelaskan jika saat ini Stifa Kota Makassar akan fokus pada edukasi para calon tenaga farmasi yang memiliki keahlian. Sehingga setelah menempuh perkuliahan, maka ilmunya akan menjadi bermanfaat bagi masyarakat luas.
“Selain itu saat ini masih minim tenaga Kefarmasian yang tersebar di daerah-daerah yang ada, khususnya di SulSel sehingga hal ini akan menjadi prioritas agar lulusan Stifa dan Akfar Makassar nantinya dapat berkecimpung dalam bidang Farmasi yang nantinya akan siap untuk mengabdi di daerah-daerah yang minim tenaga Farmasi, apalagi saat ini tenaga farmasi tidak hanya berorientasi pada obat, tetapi juga pada pelanan pasien,” papar Sahibuddin A. Gani.
Sementara itu Reny Syahruni, S.Farm, M.Sc selaku Direktur Akfar Makassar, menyebutkan bahwa pada umumnya, kampus Farmasi hanya fokus pada pelayanan kefarmasian. Namun Stifa tidak hanya berfokus pada pelayanan kefarmasian, tapi juga pengembangan kearifan lokal dalam hal ini bahan alam yang digunakan untuk pencegahan dan pengobatan penyakit sebagai visi-misi Stifa Makassar.
Kepala BBPOM Kota Makassar, Drs. H.G Kakerissa, Apt mengatakan, maraknya terjadi penyalahgunaan obat-obatan di kalangan generasi muda merupakan sesuatu hal yang sangat membahayakan sekaligus sangat memprihatinkan. Kondisi ini bisa berakibat pada terjerumusnya generasi muda ini, pada persoalan yang lebih kompleks.
[NEXT]
Olehnya itu dengan adanya tenaga tenaga Farmasi yang memiliki kualifikasi yang baik serta memiliki tanggung jawab moral tentunya nanti diharapkan mereka bisa menjadi bagian yang mengedukasi kepada masyarakat tentang bahaya penyalahgunaan obat-obatan tersebut. Sementara itu dirinya juga mengapresiasi Stifa yang sudah membangun komitmen untuk mendidik mahasiswa menjadi profesional di bidang Farmasi.
“Semoga keunggulan ini bisa menjadi kekuatan untuk Stifa dan Akfar dalam turut serta membangun Indonesia menjadi lebih sehat,” pungkasnya.
Sementara itu, Profesor Dr. Gemini Alam, M.Si, Apt yang menjabat Dekan Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin juga menaruh kekhawatiran terhadap penyalahgunaan fungsi obat-obatan yang banyak dilakukan oleh beberapa oknum masyarakat yang belakangan semakin marak. Tentunya kondisi ini tidak bisa dibiarkan begitu saja karena bisa merusak kesehatan.
Hal senada juga diungkapkan oleh Profesor Dr. H. Muhammad Yahya M.Eng, yang menjabat Dekan Fakultas Teknik UNM dalam keterangan medianya mengungkapkan bahwa industri farmasi saat ini telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Seiring dengan kemajuan teknologi yang ada, dimana pertumbuhan tersebut bukan hanya dari banyaknya temuan obat-obatan, tetapi juga teknolgi alat di bidang farmasi juga semakin variatif.
“Kampus Stifa mampu menjawab perkembangan yang ada, ini dapat dilihat dari beberapa komponen, mulai dari tenaga akademik yang memiliki kualifikasi yang bagus, fasilitas kampus yang sangat memadai untuk kebutuhan pelaksaan proses perkuliahan serta pencapaian Akreditasi dan juga lulusan mereka yang cepat terserap ke dalam dunia kerja, hal ini dikarenakan para alumninya selain memiliki kemampuan secara profesionalisme juga memiliki kemapuan soft skill dan ini menjadi keunggulan mereka,” kata Professor Farmasi, yang akrab disapa dengan Prof Yahya ini. (*)
Komentar