MAKASSAR – Walikota Makassar Moh. Ramdhan Pomanto mengajak para sineas muda kota Makassar mengembalikan kejayaan film Makassar. Hal ini diungkapkan saat menutup pekan film Makassar ke-2 di hotel M Regency, Sabtu (23/4/2016).
“Makassar pernah menjadi pusat produksi film terbesar kedua di Indonesia. Mari kita kembalikan itu,” ucapnya.
Dulu, kata Danny, film-film Makassar merajai industri perfilman nasional. Beberapa karya anak Makassar yang booming saat itu di antaranya, Pendekar Sumur Tujuh, Sanrego, dan Senja di Pantai Losari.
Baca Juga :
Ia pun menaruh harapan besar kepada sineas-sineas muda yang dimiliki kota ini bisa mengembalikan sejarah kejayaan tersebut.
Saat ini, menurut wali kota berlatar belakang arsitek ini Begitu banyak history dan story asli yang dimiliki kota ini sehingga ruang eksplorasi untuk menjadikan sebuah ide cerita begitu luas untuk di filmkan.
“Kita punya cerita romantik Datu Museng dan Maipa Dayapati, Lagaligo dan We’Cudai. Sementara untuk kisah heroik kita ada Karaeng Patingalloang, Sultan Hasanuddin, Arung Palakka, atau kita bisa telusuri nama-nama jalan seperti H. Bau, Lasinrang, serta asal muasal kuliner seperti coto, konro, pokoknya banyak cerita yang bisa kita filmkan,” ucapnya.
Karenanya ia berjanji akan membangun rumah film Makassar sebagai pusat sarana dan prasarana bagi insan perfilman agar kualitas produksi yang dihasilkan bisa lebih baik.
Selain itu, juga tengah dipikirkan adanya akademi perfilman di Makassar karena setiap cerita yang dimiliki mestilah dieksplore secara akademik.
Danny pun mengatakan Pemkot Makassar siap mensupport secara penuh. Ia juga menantang para sineas Makassar mengarap film bertema program Makassarta Tidak Rantasa (MTR), Smart City, dan Sombere.
“Semoga embrio-embrio perfilman yang tercipta di sini bisa kita uji pada F8 festival and forum september mendatang,” pungkas Danny. (*)
Komentar