MAKASSAR – Wakil Walikota Makassar, Syamsu Rizal mengapresiasi upaya Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulawesi Selatan dan Sawit Watch menyelenggarakan ajang “Makassar Green Food Festival”.
“Apa yang dilakukan Walhi dan Sawit Watch dengan menyelenggarakan kegiatan ini tentunya sangat bermanfaat, terutama dalam pengoptimalan potensi pangan lokal,” kata Deng Ical dalam sambutannya pada ajang Makassar Green Food Festival, di Benteng Rotterdam, Rabu (30/12/2015).
Menurut pasangan Walikota Danny Pomanto ini, Green Food Festival selaras dengan upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar dalam mencitrakan potensi kuliner Makassar.
Baca Juga :
Makassar sangat dikenal dengan cita rasa kulinernya yang sangat khas dan beragam. Potensi tersebut menjadi salah satu alasan para wisatawan berkunjung ke Makassar.
“Banyak orang tertarik ke Makassar karena kulinernya, inilah potensi yang harus terus kita citrakan dengan baik dan tentunya selaras dengan festival ini,” ujar pria murah senyum ini.
Dia menambahkan, dalam mengoptimalkan potensi kuliner yang berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat, maka Pemkot Makassar mewajibkan setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk memberdayakan kuliner produksi warga lorong.
“Jadi kalau SKPD buat acara, kuenya harus buatan lorong, pokoknya kita berdayakan potensi kuliner lorong, sehingga berdampak pada peningkatan mata pencaharian mereka,” jelasnya.
Senada, Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo juga mengaresiasi penyelenggara Makassar Green Food Festival. Dia berharap Walhi dan Pemerintah Provinsi akan menjalin kerjasama yang lebih aktif dalam pemanfaatan potensi pangan di Sulsel.
“Saya sangat apresiasi, olehnya Pemprov akan bekerjasama dengan dengan walhi. Kita membangun langkah yang lebih baik dalam optimalisasi potensi pangan sehingga dapat memberi kontribusi bagi bangsa dan negara yang lebih baik,” ujar Syahrul.
Sementara itu, Ketua Panitia penyelenggara Makassar Green Food Festival, Asmar Esmar, mengungkapkan, kegiatan yang mengangkat tema “Hidup Sehat dan Seimbang dengan Pangan Lokal” ini, sebagai bentuk kampanye bagi masyarakat terhadap pentingnya mengkonsumsi panganan lokal dengan sistem pertanian berkelanjutan yang memperhatikan dampak lingkungan.
“Food festival ini sebagai upaya perlindungan terhadap ketahanan pangan,” katanya.
Festival ini menampilkan hasil pertanian unggulan dari sejuumlah kabupaten di Sulsel seperti Bantaeng, Bulukumba, Takalar, Palopo, Luwu hingga Luwu Timur.
Adapun beberapa produk hasil pertanian yang akan ditampilkan diantaranya beras organik yang diproduksi Komunitas Petani Salassae di Bulukumba, beras masyarakat Kajang, sagu dari Palopo dan sekitarnya serta hasil pertanian dari Bantaeng.
Selain pameran produk ungulan, festival ini juga menghadirkan sejumlah acara lain seperti bazaar makanan atau kue tradisional, lomba masak dan demo makanan lokal, pameran foto kuliner khas lokal dan pertunjukan seni di akhir acara. (*)
Komentar